oleh
Annisa
Alifah (120141411464)
Indah
Fani (120141411449)
Rifta
Zuni (120141401004)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pelaksanaan sistem pendidikan nasional
termasuk subsistem pendidikan luar sekolah sering mendapat kritik dari
masyarakat dan lembaga-lembaga lain, karena kebijakan dan pelaksanaannya sering
berbah-ubah tanpa didukung oleh data yang akurat. Salah satu fakor penyebabnya
adalah kurangnya evaluasi yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh
karena itu perubahan yang terjadi dalam kebijakan dan pelaksanaan subsistem
pendidikan luar sekolah perlu didasarkan atas data yang akurat handal, dan
relevan. Evaluasi perlu dilakukan secara berinambung terhadap roses, hasil, dan
dampak program pendidikan luar sekolah dengan menggunakan standart baku yang
digunakan dalam menilai program yang sitematis.
Dalam evaluasi program tujuan yang amat
penting. Tujuan evaluasi ini berfungsi ebagai pengarah kegiatan evaluasi
program dan sebagai acuan untuk mengetahui efesiensi dan efektifitas kegiatan
evaluasi program. Selain itu juga penting membahas mengenai alasan kenapa
program tersebut di evaluasi. Karena dengan memahami tujuan dan alasan dari
evaluasi, nantinya akan mempermudah dari tahapan evaluasi itu sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
Apa
yang dimaksud dengan tujuan evaluasi dan alasan dari evaluasi ?
C.
Tujuan
Memahami
tujuan dari evaluasi dan alasan dari evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi
Menurut
Ralph Tyler(1950) mengemukakan bahwa evaluasi program adalah proses untuk
menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai, dan upaya
mendokumentasikan kecocokan antara hasil belajar pesrta didik dengan tujuan
program.
Cron
Bach (1963), Alkin (1969) dan Stufflebeam (1971) menjelaskan bahwa evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan informasi bagi
pembuatan keputusan.
Syamsu
Mappa (1984) mendifinisikan evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu
program pendidikan. Sedangkan Stake (1975) menggambarkan bahwa evaluasi program
adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan.
Berdasarkan
berbagai pengertian sebagaimana dikemukakan diatas, maka evaluasi program dapat
didefinisikan sebagai kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan.
Dalam pengertian ini, data adalah fakta, keterangan, atau informasi yang
darinya dapat ditarik generalisasi (webster’s new world dictionary 1979:192;
Purwadarminta, 1952).
Batasan
evaluasi program ini mengandung tiga unsur penting yaitu kegiatan sistematis,
data, dan pengambilan keputusan. Kegiatan sistematis mengandung makna bahwa
evaluasi program dilakukan melalui prosedur yang tertib berdasarkan
kaidah-kaidah ilmiah.
Data
yang dikumpulkan, sebagai fokus evaluasi program diperoleh melalui kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian dengan menggunakan pendekatan,
model, metode, dan teknik ilmiah. Dengan demikian, evaluasi program merupakan
kegiatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan prosedur ilmiah
untuk memperolah data yang berguna bagi pengambilan keputusan.
B.
Tujuan
dan Alasan Evaluasi Program
Tujuan
adalah unsur yang amat penting dalam evaluasi program pendidikan program luar
sekolah. Tujuan evaluasi berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program
dan sebgai acuan untuk mngetahui efesiensi dan efektifitas evaluasi pogram.
Tujuan
evaluasi terdiri atas tujuan umum (goal)
dan tujuan khusus (objectives).
Tujuan umum dinyatakan dalam rumusan umum, sedangkan tujuan khusus dinyatakan
dalam rumusan khusus dan terbatas, serta merupakan rincian dan tujuan umum.
Tujuan evaluasi secara implisit telah terumuskan dalam definisi evaluasi yaitu
untuk menyajikan data sebagai masukan bagi pengambil keputusan.
Tujuan
khusus mencakup upaya bagi pengambil keputusan tujuan khusus mencakup upaya
untuk memberi masukan tentang kebijakan pendidikan, hasil program pendidikan, kurikulum,
tanggapan masyarakat terhadap program, sumber daya program pendiikan, dampak
pembelajaran, manajemen program pendidikan, dan sebagainya.
Tujuan
evalusi program pendidikan luar sekolah meliputi beberapa tujuan, diantaranya
sebagaimana diuraikan berikut ini :
1. Memberi
Masukan untuk Perencanaan Program
Pada umumnya evaluasi
program pendidikan luar sekolah dimulai setelah ada keputusan tentang
penyelenggaraan program, seperti program pendidikan anak usia dini, program
pendidikan keaksaraan, program pendidikan kesetaraan, program kursus, program
pelatihan, program majlis taklim, program kepemudaan, program pendidikan
perempuan, program pendidikan usia lanjut, dan sebagainya. Dalam evaluasi
program yang sedang direncanakan biasanya digunakan analisis awal dan analisis
akhir suatu program(front-end analysis) .
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam mempersiapkan suatu
program pendidikan luar sekolah adalah identifikasi kebutuhan, potensi dan kemungkinan
hambatan program, evaluasi tentang kecocokan konsep yang digunakan, perkiraan
biaya dan kelayakan program, serta proyeksi tentang perkembangan tuntutan
kebutuhan serta daya dukung terhadap
program. Pengumpulan, pengelolaan, analisis dan penyajian data tentang hal-hal
tersebut di atas sangat penting untuk menetapkan perencanaan dan pelaksanaan
program.
Aspek-aspek yang
diidentifikasi atau dinilai tentang kebutuhan adalah frekuensi pengajuan dan
kedalaman (intensitas) kebutuhan yang diperoleh
dari sumber-sumber informasi seperti individu, kelompok, komunitas,
instansi dan lembaga-lembaga (seperti lembaga penyelenggaraan industri,
profesi, pemerintah, dan lembaga kemasyarakatan). Kebehasilan suatu program
dinilai dari segi kecocokan kualitas program dan hasilnya, serta prioritasnya
dalam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Perkiraan biaya menyangkut biaya yang
mutlak diperlukan dan biaya rnumerasi. Biaya yang mutlak diperlukan mencakup
dana kegiatan, gaji, dan sarana dan prasarana. Biaya renumerasi mencakup antara
lain dana sosialisasi, dana motivasi, tambahan insentif, dan sebagainya.
Kelayakan operasional menyangkut kondisi sumber daya manusia, kurikulum, sarana
dan prasarana, potensi pendukung, dan waktu. Sedangkan proyeksi kebutuhan dan
daya dukung program pendidikan luar sekolah berkaitan dengan aspek pelayanan
kepentingan umum, dukungan politik dan dana, serta ketersediaan tenaga
evaluator profesional.
Perencanaan program
adalah kegiatan pengelolaan bersama orang lain atau melalui orang lain, baik
perorangan maupun kelompok, untuk menyusun program pendidikan luar sekolah.
Penyusunan program tersebut dengan memperhatikan komponen, proses, dan tujuan
sistem pendidikan luar sekolah. Ketiga unsur itu dirinci menjadi masukan
lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain, dan
pengaruh. Program pendidkan luar sekolah yang sistematik terdiri atas:
a. Lokasi
kegiatan yaitu dimana program itu akan dilakukan, apakah di daerah pedesaan
atau perkotaan, daerah pertanian atau industri, dan sebagainya. Penentuan
lokasi kegiatan itu pun setelah mempertimbangkan potensi sumber daya alam
(hayati, nonhayati, dan/atau buatan)), sumber daya manusia (individu, kelomok,
lembaga, komunitas), ekonomi, dan sosial budaya.
b. Kurikulum,
pendidik, tenaga kependidikan lainya, seperti pengelola dan staf, serta sarana
prasarana dan dana.
c. Warga
belajar setelah dipertimbangkan kebutuhan belajarnya, karakteristik
fisik,karakteristik psikis dan karakteristik fungsionalnya.
d. Proses
pembelajaran yang mencakup penggunaan strategi pembelajaran. Strategi ini
mencakup pendekatan, metode, teknik dan media pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran adalah pedagogi, andragogi, atau kontinum dari pedagogi ke
andragoga, dan sebaliknya.
e. Keluaran
pembelajaran yang mencakup perubahan perilaku peserta didik dan lulusan dalam
ranah kognisi, afeksi, dan psikomotorik (skill).
f. Masukan
lain yang meliputi dana belajar, fasilitas dan alat, permodalan, pemasaran,
bahan baku, bimbingan, pendampingan , jejaring, pengubayan alumni, dan sebagainya.
g. Pengaruh
program yang diharapkan dapat diperolah peserta didik dan lulusan serta
lingkungannya.
Berdasrkan
pertimbangan tersebut di atas maka suatu program pendidikan luar sekolah dapt
disusun dengan urutan sebagai berikut, yaitu: lokasi program, konteks program,
tujuan program, warga belajar, pendidik, kurikulum, metode-teknik dan media
pembeljaran, proses pembeljaran, hasil belajar, daya dukung, pengaruh, waaktu
dan jadwal pembelajaran.
2. Memberi
Masukan untuk Kelanjutan, Perluasan, dan Penghentian Progam
Tujuan ini biasanya
dicapai melalui evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
pada saat program sedang dilaksanakan. Adapun evaluasi sumatif dilakukan
setelah program berakhir, termasuk ke dalamnya adalah evaluasi terhadap
pengaruh program (summative or impact
evaluation). Evaluator sering berpendapat bahwa tujuan inilah yang perlu
diutamakan dalam evaluasi program pendidikan luar sekolah.
Dalam evaluasi ini
aspek-aspek yang dinilai yaitu program pendidikan luar sekolah yangtelah
direncanakan dan dilaksanakan yang mencakup komponen, proses, dan tujuan
program. Apabila program sedang dilksanakan, maka penting diadakan penilaian
yang bersamaan dengan pemantauan (monitoring)
untuk mengetahui ketepatan pelksanaan program sesuai dengan rencana. Melalui
evaluasi ini dapat diidentifikasi kebutuhan tentang perlunya perluasan program,
perbaikan program, peningkatan program, atau kemungkinan untuk melanjutkan
program. Kebutuhan tersebut mungkin pula berkaitan dengan perlunya penghentian
atau perubahan program. Dalam beberapa hal, evaluasi proram lebih mengutamakan
keberhasilan program daripada evaluasi terhadap kegagalan program. Pada
gilirannya, hasil evaluasi terhadap keberhasilan program mungkin dapat
menjadimasukan untuk pengambilan keputusan tentang perlunya penghentian atau
pengembangan program. Aspek lainnya yang perlu dievaluasi adalah pembiayaan,
potensi dan daya dukung program. Aspek-aspek tersebut perlu diidentifikasi,
kemudian dibandingkan dengan perkiraan yang berkaitan dengan relevansi program
terhadap pencapaian tujuan program dan pencapaian target sasaran yang telah
ditetapkan.
Evaluasi terhadap biaya
yang digunakan dalam program dapat dihubungkan dengan pengaruh program.
Penggunaan cost-benefit alalysis (CBA) berkaitan dengan analisis tentang
efektifitas biaya (cost efectiveness)
dan analisis dampak sosial (social-impact
analisys). Analisis efektifitas biaya mengetengahkan informasi untuk
digunakan dalam memutuskan alat dan cara yang paling murah untuk pencapaian
hasil yang paling optimal. Analisis dampak sosial dapat dititik beratkan pada
keragaman pengaruh non-ekonomis yang ditimbulakn oleh suatu program pendidikan
luar sekolah terahadap peserta didik secara perorangan, kelompok, komunitas,
lembaga dan sebagainya di masyarakat dalam konteks pembangunan bangsa.
3. Memberi
Masukan untuk Modifikasi Program
Tujuan evaluasi program ini timbul dalam
evaluasi formatif. Titik berat evaluasi program adalah upaya mendiskripsikan
proses pelaksanaan orogram, bukan hasil program. Dalam evaluasi terhadap proses
pelaksanaan program, data tentang unsure-unsure program yang diidentifikasi, dihimpun,
dianalisis dan disajikan adalah kebijakan, penyelenggaraan, pengelolaan,
komponen, proses, tujuan dan konteks program serta pendayagunaan sumber
manusia. Misalnya tujuan program diidentifikasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a) apakah tujuan program itu ajeg
(valid) dan bernilai guna dalam memenuhi kebutuhan ?, dan b) apakah tujuan
program dapat diterima dan dirasakan manfaatnya baik oleh semua pihak terkait
maupun oleh sasaran layanan program ?
Informasi yang berkaitan dengan penerimaan
program dan komponen-komponennya akan sangat penting artinya bagi pengambilan
keputusan tentang perlunya modifikasi atau perbaikan program dan untuk
mempertahankan program yang sedang dilaksanakan. Evaluasi ini pun bermanfaat
untuk melihat keunggulan program yang sedang dilaksanakan dibandingkan dengan
program lain yang sejenis.
Evaluasi terhadap isi program akan
berguna untuk menjawab pertanyaan :
a) Apakah
isi program relevan dengan tujuan program, dan upaya apa yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan program secara tepat?
b) Apakah
isi program cocok bagi pendidik dan kebutuhan belajar peserta didik?
c) Apakah
program tepat sesuai dengan latar belakang kehidupan peserta didik?
d) Apakah
pendidik member kesempatan kepada para peserta didik untuk menyampaikan
informasi yang mereka butuhkan dan potensi yang mereka miliki.
e) Apakah
pendidik hanya menyampaikan materi yang ia kehendaki kepada peserta didik?
f) Bagaimana
efektivitas penyajian, penjelasan atau penyampaian materi dalam pembelajaran?
Metodologi penyelenggaraan program tidak
berkaitan dengan “apa” tetapi dengan “bagaimana” program itu dilaksanakan.
Pengumpulan data dalam evaluasi ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan :
a) Bagaimana
pembinaan terhadap para pelaksana program?
b) Bagaimana
pengendalian terhadap tenaga kependidikan dan tenaga non kependidikan yang
terlibat dalam program?
c) Bagaimana
cara melaksanakan program pembelajaran?
d) Bagaimanakah
keunggulan dan kelemahan metode teknik dan media yang digunakan dalam
pembelajaran?
e) Bagaimana
ruang lingkup materi atau bahan pembelajaran dalam pelaksanaan program?
f) Mungkinkah
dilaksanakan pertemuan pembelajaran pada setiap akhir minggu selama enam bulan
akan lebih baik daripada pertemuan pembelajaran selama sebulan penuh?
g) Bagaimanakah
pihak-pelaksana dan peserta didik dapat memperoleh penguatan (reinforcement)
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program?
h) Sejauh
mana reinforcement yang cocok dengan minat para pelaksana dan peserta program?
Konteks program, sebagaimana dikemukakan
oleh Weiss (1975), Tumin (1970), dan Campbell (1972), menekankan tentang
kondisi politik yang cocok dan mendukung program pendidikan luar sekolah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat. Menurut Weiss, pertimbangan politis dapat
menimbulkan hambatan bagi evaluasi program dalam tiga hal sehingga evaluator
yang tidak memahami kondisi politik akan kaget dan mungkin frustasi. Ketiga hal
tersebut adalah :
1. Kebijakan
dan program yang dievaluasi dapat terlaksana karena dukungan keputusan politik.
2. Karena
evaluasi program dilakukan untuk member masukan pada pengambilan keputusan maka
laporan hasil evaluasi program akan masuk ke dalam arena politik.
3. Evaluasi
program itu sendiri adalah sosok kegiatan politik karena didalamnya terkandung
pernyataan politis tentang isu dan permasalahan yang dihadapi program,
legitimasi tujuan program, dan strategi pengembangan program serta kegunaannya
bagi peningkatan dan perluasan program.
Ketiga hal tersebut dikaitkan dengan
politik pelayanan kepada masyarakat dan bangsa. Disamping evaluasi program dilakukan
sebagai sosok kegiatan politis, evaluasi ini pun merupakan sosok
administrative. Suatu program mungkin saja memenuhi persyaratan teknis, tetapi
apabila tidak diimbangi dengan persyaratan administratif maka pelaksanaaan
program itu akan terhambat. sebagai misal, hubungan kerja antara pelaksana dan
staf akan rendah atau mungkin saling menentang antara satu dengan yang lainnya
apabila administrator tidak mendukung program dan tidak dapat memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program. Apabila fasilitas dan sumber
pendukung tidak tidak cukup kebijakan keuangan tidak jelas atau hubungan dengan
masyarakat tidak harmonis maka program pun akan mengalami hambatan. Pengumpulan
dan penyajian data tentang kebijakan dan pendayagunaan tenaga pelaksana program
seharusnya bersamaan dengan evaluasi terhadap konteks dimana program pendidikan
luar sekolah itu dilaksanakan.
Kegiatan evaluasi ini bertujuan
untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut. Mengenai pihak
yang dilayani:
a. Siapakah
yang sedang dilayani program?
b. Bagaimana
program menjangkau mereka?
c. Apakah
pihak yang sedang dilayani mewakili populasi yang telah dijadikan layanan
program?
d. Atau
apakah mereka dapat memperluas program kepada populasi yang telah dijadikan
layanan program? Mengenai pihak yang melayani?
e. Siapakah
orang-orang yang dilibatkan menjadi pelaksana?
f. Bagaimana
cara menyeleksi pelaksana dan staf?
g. Apakah
pelaksana mampu melakaukan program pembelajaran?
h. Apabila
mereka tidak mampu melaksanakan program, apakah latihan peningkatan kemampuan
para pelaksana dapat diselenggarakan? Mengenai kedua pihak, pihak yang melayani
dan pihak yang dilayani meliputi pertanyaan siapakah yang berada terus menerus
dalam program dan siapa yang meninggalkan program?
i.
Usaha apa untuk
merekrut kembali pihak yang dilayani dan pelaksana yang dibutuhkan oleh
program?
j.
Apakah ada usaha untuk
mengeluarkan pihak yang dilayani yang merasa tidak memperoleh manfaat dari
program atau pelaksana yang tidak mampu melaksanakan program?
k. Apakah
pengaruh kebijakan ketenagaan terhadap pelaksanaan dan efektivitas program?
4. Memperoleh
Informasi tentang Faktor Pendukung dan Penghambat Program
Kehendak untuk mengadakan evaluasi
program muncul apabila para pengambil keputusan menganggap perlu untuk
menghimpun faktor-faktor pendukung dan penghambat kelangsungan program.
Evaluasi ini pun dilakukan untuk menghimpun data mengenai alasan-alasan yang
dapat dipertimbangkan untuk menghentikan program sehingga biaya dan daya dukung
lainnya dapat digunakan untuk melaksanakan program baru dan kegiatan lainnya.
Dalam hal ini sebaiknya penyelenggara
dan atau pengelola program pendidikan luar sekolah menyampaikan alasan yang
menunjukkan pentingnya tujuan evaluasi program kepada evaluator. Pihak
pengelola perlu menyatakan kepeduliannya terhadap gejala posotif dan negative
atau faktor pendukung dan penghambat yang mungkin muncul dalam pelaksanaan
program. Apabila kondisi ini terjadi para evaluator perlu mengkaji berbagai
informasi seperti dukungan masyarakat dukungan politik ketersediaan biaya dan
dukungan tenaga professional dan sebagainya yang dapat menjadi pendorong atau
penghambat kelangsungan program.
Evaluasi ini dilakukan untuk
menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki program serta peluang dan
tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program. Dengan menggunakan
analisis SWOT maka dapat diidentifikasi faktor pendukung dari dalam yaitu
kekuatan atau keunggulan program dan dari luar yaitu peluang yang dapat
dimanfaatkan program. Faktor penghambat terhadap program mungkin datang dari
program dalam program sendiri yaitu kelemahan dan dari luar program berupa
tantangan atau ancaman. Evaluasi perlu menyajikan data yang dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan serta
mengubah ancaman menjadi peluang sehingga faktor-faktor yang mendukung program
baik dari dalam maupun dari luar akan menjadi kuat.
5. Memberi Masukan untuk Motivasi
dan Pembinaan Pengelola dan Pelaksana Program
Pengelola dan pelaksana program yang
telah diorganisasi perlu dimotivasi sehingga mereka dapat melaksanakan fungsi
dan tugasnya sesuai dengan kriteria yang telah direncanakan. Dengan motivasi
diharapkan agar pengelola dan pelaksana program dapat menampilkan kinerja yang
tinggi yaitu dapat melaksanakan tugas secara optimal dan melaksanakan jalinan
kerja yang harmonis, saling dukung, dan saling belajar antara satu dengan yang
lainnya.
Evaluasi
perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah
latar belakang sosial dan budaya pengelola dan pelaksana program.
b. Bagaimanakah
tingkat pendidikan yang mereka miliki.
c. Jenis
pelatihan apa yang telah mereka ikuti.
d. Sejauh
mana tingkat komitmen (keterlibatan) mereka terhadap program.
e. Bagaimana
kepedulian mereka terhadap sasaran program.
f. Apakah
kebutuhan pendidikan dan kebutuhan belajar mereka untuk meningkatkan kemampuan
diri masing-masing.
g. Bagaimana
latar belakang pengalaman mereka dalam pelayanan dalam masyarakat.
h. Apakah
aspirasi mereka terhadap program
i. Bagaimana
tanggapan mereka terhadap ganjaran dan hukuman dalam melaksanakan program.
j. Bagaimana
persepsi masyarakat terhadap pengelola dan pelaksana program.
Evaluasi tentang
pembinaan terhadap penyelenggara, pengelola, dan pelaksanaan program adalah
untuk menemukan dan menyajikan data yang berkaitan dengan pengawasan.
Supervisi, dan monitoring kegiatan dalam pengelolaan dan pelaksanaan program.
Evaluasi
terhadap penyelenggara dan pengelola
program adalah untuk menjawab poertanyaan sebagai berikut :
a.
Apakah peraturan-peraturan
yang dimiliki lembaga untuk penyelenggaraan program
b.
Sejaumana
penyelenggara telah memahami peraturan-peraturan tersebut sebelum dan selama
menyelenggarakan program
c.
Peraturan-peraturan
mana yang dapat dan tidak dapat diterapkan dalam penyelenggaraan program
d.
Apakah pendapat
pimpinan lembaga terhadap peraturoan-peraturan tersebut dan hal-halo apa yoang
telah dianggap baik dan hal-hal yang masih perlu dikembangkan
Evaluasi tentang supervisi
terhadadap pelaksana program seperti tutor, pelatih, penyuluh, bertujuan untuk
menjawab pertanyaan antara lain sebagai berikut :
a.
Bagaimana para pelaksana
melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing
b. Apakah tugas-tugas yang telah dianggap berhasil dan belum berhasil
c. Faktor apa saja yang menyebabkan berhasil atau tidaknya dalam
melaksanakan tugas
d. Masalah-masalah apa yang dihadapi penyelenggara dalam melaksanakan
program
e. Bagaoimana cara yang dilakukan pelaksana dalam memecahkan masalah yang
dihadapi
Evalusi terhadap
kegiatan pemantauan pelaksanaan program adalah untuk menemukan jawaban dari
berbgai pertanyaan antara lain sebagai berikut :
a. Apakah kegiatan program sesuai atau tidak dengan rencana
b. Faktor apa yang menyebabkan kegiatan sesuai atau tidak dengan rencana
c. Unsur program mana yang terlaksana, kurang terlaksana, atau tidak
terlaksana
d. Unsur program mana yang terlaksana sespenuhnya, kurang terlaksana, atau
tidak terlaksana
e. Unsur program mana yang telah dirubah, diperbaiki, atau dimodifikasi
selama pelaksanaan program
f. Bagaimana tanggapan para pelaksana terhadap pelaksanaan program
6. Memberi Masukan untuk Memahami
Landasan Keilmuan bagi Evaluasi dan Pelaksana Program
Dalam hal ini evaluator tidak boleh
kehilangan dua pijakan utama.
Pertama, apabila evaluai diarahkan untuk mengetahui keberhasilan program maka
landasan-landasan ilmiah yang akan digunakan untuk penyusunan dan pelaksanaan
program harus menjadi fokus evaluaosi program. Kedua, selain evaluator teloah
memiliki kontribusi terhadap
pengembangan teori dan prinsip-prinsip bagi ilmu-ilmu pengetahuan yang
mendasari evaluasi program maka evaluator pun perlu menyadari keterbatasan
evaluasi program yang mungkin dapat membatasi evaluator untuk menguji hipotesis
atau mengembangkan generalisasi yang merupakan kontribusi dasar bagi
pengembangan pengetahuan.
Landasan keilmuan dan teknologi yang mendasari
evaluasi program adalah ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan
humaniora, sedangkan secara khusus antara lain dari ilmu pendidikan,
psikoologi, fisiologi, sosiologi, ekonomi, dan juga metodologi evaluasi program
Dari uraian di atas dapat diketahui
bahwa tujuan evaluasi program mengacu pada pengambilan keputusan adalah untuk
menyediakan data (keterangan atau informasi) sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan tentang pengelolaan program. Pengelolaan program ini meliputi
perencanaan, penghentian, tindak lanjut, perluasan, dan modifikasi program, di
samping dukungan dan hambatan terhadap kelangsungan dan penyelesaian tugas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Evaluasi
program dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis untuk mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan. Dalam pengertian ini, data adalah fakta, keterangan, atau informasi
yang darinya dapat ditarik generalisasi. Tujuan adalah unsur yang amat penting
dalam evaluasi program pendidikan program luar sekolah. Tujuan evaluasi
berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan sebgai acuan untuk
mngetahui efesiensi dan efektifitas evaluasi pogram.
Tujuan
evaluasi terdiri atas tujuan umum (goal)
dan tujuan khusus (objectives).
Tujuan umum dinyatakan dalam rumusan umum, sedangkan tujuan khusus dinyatakan
dalam rumusan khusus dan terbatas, serta merupakan rincian dan tujuan umum.
Tujuan evaluasi secara implisit telah terumuskan dalam definisi evaluasi yaitu
untuk menyajikan data sebagai masukan bagi pengambil keputusan.
Tujuan
khusus mencakup upaya bagi pengambil keputusan tujuan khusus mencakup upaya
untuk memberi masukan tentang kebijakan pendidikan, hasil program pendidikan,
kurikulum, tanggapan masyarakat terhadap program, sumber daya program
pendiikan, dampak pembelajaran, manajemen program pendidikan, dan sebagainya.
DAFTAR RUJUKAN
Sudjana
Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan
Luar Sekolah. Bandung : Rosda Karya
http://id.wikipedia.org/wiki/evaluasi (diakses pada tanggal 05 september 2014 pukul 19.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar