1.
Latar Belakang Program
Taman
Bacaan Masyarakat WACAN bertempat di Jl. Tirtotaruno Gang XI RT 01 RW 08 Desa Landungsari,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Saat ini, TBM Wacan juga sudah memiliki akun
facebook: Tbm Wacan dan alamat web: www.tbmwacan.blogspot.com .Taman Bacaan
Masyarakat WACAN terwujud sebagai mimpi yang berawal dari tiga ibu rumah tangga yang ingin memiliki
tempat dan banyak buku supaya anak-anak di sekitar bisa membaca dan menambah
pengetahuan. Berawal dari mimpi tersebut
dibantu beberapa sahabat berhasil mengumpulkan
buku-buku sebagai rintisan awal berdirinya TBM Wacan. Tanggal 10 November 2011 mulai
menjalankan TBM Wacan dan dipublikasikan luas pada bulan Desember 2012 dengan
mengadakan Lomba Mewarna, Bazaar Baju Layak Pakai, dan Dialog dengan psikolog.
2.
Tujuan
Memfasilitasi minat baca yang tinggi dan sebagai wadah
informasi dalam mengasah kemampuan membaca dan memahami pengetahuan baru
3.
Materi dan jadwal
Tingginya minat baca memotivasi bentuk kegiatan lain yakni Kelas Kreatif
antara lain dalam
bentuk belajar musik angklung, ketrampilan dari barang bekas, memasak, menulis,
drama, tari, bahasa asing, dolanan tradisional yang dilaksanakan hari Jum’at atau Minggu
sore.
4.
Peserta/Client
Anggota TBM Wacan saat ini tercatat
lebih dari 100
orang. Peminjaman buku bisa dilakukan secara mandiri oleh anggota TBM Wacan.
Memilih buku, mencatat, dan mengembalikan, semua dilakukan secara mandiri
5.
Narasumber
Dwi Indri Novianti, Leila Paramitha, dan
Nihan Werdi Sesulih
6.
Struktur Organisasi
TBM Wacan dikelola oleh
tiga orang yaitu Dwi Indri Novianti, Leila Paramitha, dan Nihan Werdi Sesulih.
Dalam kegiatan sehari-hari dibantu oleh masyarakat sekitar di lingkungan RT, RW,
TBM lain di kecamatan Dau, mahasiswa dari Univeritas Machung, dan adik-adik
sukarelawan dari SMU 8 Malang.
8.
Foto kegiatan
Gambar,
bazaar baju
Gambar.
Peserta didik
Gambar.
Suasana pembelajaran
Gambar.
Bazaar baju
Nama : Wayan Nugroho
NIM : 120141400995
Judul : Proposal Program Taman Bacaan
Masyarakat Wacan Malang
A. Latar
Belakang Evaluasi
Banyak
ahli yang mendefinisikan arti dari evaluasi. Menurut Brinkerhoff (1983:1) dan
Ralph Tyler (dalam Farida, 2000:3) mendefinisikan evaluasi adalah proses yang
menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Kirkpatrick (1998: 3)
mengartikan evaluasi sebagai suatu proses yang bertujuan untuk menentukan
efektivitas sebuah program pelatihan.
Menurut
Arikunto (1999: 290), program adalah kegiatan yang direncanakan de-ngan
seksama. Sedangkan pengertian evalu-asi program adalah suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan suatu program. Dengan
kata lain evaluasi program adalah kegiatan yang di-maksudkan untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang telah direncanakan.
Evaluasi
program adalah upaya pengumpulan informasi bahwa evaluasi program adalah upaya
pengumpulan informasi mengenai suatu program, kegiatan atau proyek. informasi
tersebut berguna untuk pengambilan keputusan antara lain untuk memperbaiki
program, menyempurnakan program lanjutan, menghentikan suatu kegiatan, atau
menyebarluaskan gagasan yang mendasari suatu program atau kegiatan. (Mugiadi
(1980) dalam Djudju Sujana, 2006: 21).
Evaluasi juga dapat diartikan
sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan
seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada tujuan yang telah
dirumuskan. Untuk mendapatkan hasil dari proses pendidikan baik itu berhasil
ataupun tidak dalam pendidikan luar sekolah, tentu saja memerlukan evaluasi.
Apalagi pendidikan non formal dalam perkembangan dunia modern sudah menjadi
bagian terpenting dalam pendidikan. Baik sebagai pengganti bagi masyarakat yang
tidak mendapat kesempatan atau menyelesaikan pendidikan formal, atau sebagai
tambahan bagi warga didik yang sengaja menjadikan pendidikan formal sebagai
penunjang, penambah, pelengkap pendidikan formal yang berfungsi untuk
mengembangkan potensi warga didik atau peserta didik.
B. Tujuan
Evaluasi
Evaluasi
program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah
dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan
berikutnya. Berikut penjabaran tujuan
evalauasi program :
1. Memberi
Masukan Bagi Perencana Program
untuk menyusun program pendidikan luar sekolah yang meliputi :Lokasi kegiatan,
Kurikulum,
Warga belajar,
Proses pembelajaran,
Keluaran,
Masukan lain berupa dana belajar,
fasilitas dan Pengaruh program.
2. Memberi
Masukan Bagi Kelanjutan, Perluasan Dan Penghentian Program yang mencakup komponen, proses dan
tujuan program. Tujuan ini dicapai melalui evaluasi sumatif (program berakhir)
dan formatif (program sedang berlangsung). Hasil evaluasi dapat dijadikan
masukan untuk pengambilan keputusan tentang perlunya penghentian atau
pengembangan program
3. Memberi
Masukan Untuk Modifikasi Program yang berhubungan dengan mempertahankan program yang sedang
dilaksankan, serta untuk melihat keunggulan yang sedang dilaksankan.
4. Memperoleh
Informasi Tentang Factor Pendukung dan Penghambat Program untuk menganalisis kekuatan dan
kelemahan program serta peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program.
5. Memberi
Motivasi Dan Pembinaan Pengelola dan Pelaksana Program sehingga mereka dapat melaksanakan
tugas mereka sebaik mungkin sesuai denagn criteria yang telah direncanakan.
6. Memberi
Masukan untuk Memahami Landasan Keilmuan Bagi Evaluasi
C. Aspek-aspek
Yang Dievaluasi
Unsur-unsur
atau aspek-aspek program
pendidikan luar sekolah yang akan dinilai dapat dilihat dari berbagai segi
sesuai dengan pengolongan yang dilakukan para pakar evaluasi. Grotelueschen
(1976) membagi aspek-aspek kedalam tiga kategori, yaitu: titik berat program
(program emphases), sumber-sumber program (program resources), dan dampak yang
ditimbulkan program (program outcomes).
Titik berat program berkaitan dengan
upaya penentuan prioritas unsur-unsur program yang termsuk kedalam komponen,
proses atau tujuan program. Sumber-sumber program mencakup sumber daya manusia,
sumber daya alam dan lingkungan, kebijakan dan peraturan, dan kerjasama antar
lembaga penyelenggara program. Perolehan program meliputi keluaran yaitu
perubahan perilaku peserta didik dan lulusan, serta pengaruh program bagi
peningkatan kesejahteraan peserta didik atau lulusan, pembelajaran orang lain,
dan partisipasi lulusan dalam pembangunan masyarakat. Hasil evaluasi menjadi
masukan untuk pertimbangan dan keutusan untuk perencanaan program, alokasi
sumber-sumber sebagai daya dukung, jalinan kemitraan, dan sosialisasi atau
penjelasan program.
Zainudin Arief (1987)
mengklarifikasikan aspek-aspek yang dievaluasi kedalam aspek-aspek pendidikan
luar sekolah yang berkaitan dengan Sepuluh
Patokan Pendidikan Masyarakat yang disusun dan dikembangkan oleh Anwas Iskandar
(1978) kesepuluh patokan belajar itu mencakup:
1.
Tujuan belajar yang akan dicapai mencakup ketrampilan,
pengetahuan dan atau sikap yang dikuasai oleh peserta didik.
2.
Kelompok belajar yakni Kumpulan peserta didik dengan
jumlah tertentu
3.
Warga belajar yang diorganisasikan berdasarkan
kebutuhan belajar, minat dan potensi pembelajaran yang tersedia.
4.
Sumber belajar yang terdiri atas: tutor, fasilitator,
nara sumber, pelatih dan sebagainya.
5.
Kegiatan belajar yang di lakukan sumber belajar untuk
membelajarkan warga belajar.
6.
Bahan belajar yang meliputi kurikulum yang menjadi
kepedulian dan warga belajar, dan memuat ketrampian, pengetahuan, nilai-nilai,
aspirasi, serta metode teknik pembelajaran.
7.
Panti belajar yakni tempat berlangsungnya proses
pembelajaran.
8.
Sarana belajar berhubungan dengan perlengkapan
pembelajaran, meliputi kursi, modul, alat bantu pandang dan dengar, dan meia
pembelajaran lainnya.
9.
Dana belajar meliputi biaya sebagai daya dukung
kelancaran pembelajaran.
10. Ragi belajar
yakni daya dukung lainnya yang diperlukan selama pembelajaran seperi motivasi,
dan setelah berakhirnya program pembelajaran seperti permodalan, pendampingan
usaha, dan kemitraan.
D. Metode
Metode
evaluasi yang digunakan adalah metode studi kasus yang dapat diartikan sebagai kajian analitis
dan deskriptif secara mendalam dan rinci tentang suatu program yang
diselenggarakan oleh perorangan, organisasi, lembaga atau masyarakat dalam
konteks lingkungan tertentu (Anderson, 1975: 460. Evaluasi program yang
menggunakan studi kasus bertujuan untuk mengkaji secara intensif latar belakang
keadaan saat ini dan interaksi situasi lingkungan unit sosial tertentu yang
meliputi kasus tertentu seperti individu, kelompok, lembaga atau komunitas
dalam masyarakat. Kajian ini berkaitan dengan segala hal yang bermakana
dalam perkembangan kasus dengan maksud
untuk memahami siklus atau bagaian siklus kehidupan kasus tertentu.
Model
evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi partisipasi yang
didefinisikan sebagai proses menolong orang-orang yang ikut serta dalam
melaksanakan program (partisipasi) untuk menilai program mereka dan menggunakan
hasil penelitian untuk penyempurnaan program.
1.
Rancangan Evaluasi
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan prosedur yang akan menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang yang prilakunya
diamati. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman yang otentik mengenai
pengalaman orang-orang, sebagaimana dirasakan oleh yang berangkutan (Mulyana,
2002 : 156). Dan dalam hal ini, jenis penelitian yangdigunakan
peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah studi kasus, yaitu suatu bentuk
pendekatan yang memusatkan kajiannya pada perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu; peneliti seolah-olah bertindak selaku saksi hidup dariperubahan itu.( M.
Toha Anggora, 2007 : 37) Studi
kasus dapat digunakan secara tepatdalam banyak bidang.
Hal-hal yang dicantumkan dalam rancangan program adalah (1)
judul kegiatan, (2) alasan dilaksanakannya evaluasi, (3) tujuan evaluasi, (4) pertanyaan evaluasi, (5)
metodologi yang digunakan, dan (6) prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan.
2.
Tujuan
Studi
a.
Tujuan
Umum
untuk mengetahui tingkat perkembangan dan
keberhasilan pelaksanaan program TBM dan program-program
pendukung jenis program Kerja
tersebut.
b.
Tujuan
Khusus
Secara lebih terinci tujuan studi evaluasi tengah masa ini adalah
untuk mengetahui :
2).
Penyiapan program program TBM.
3).
Pelaksanaan
dan hasil kegiatan program TBM.
4).
Kekuatan-kekuatan
dan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pelaksanaan program
TBM.
5).
Pelaksanaan,
kekuatan dan kelemahan program
3.
Pertanyaan
Studi
Untuk memperoleh pengetahuan sebagaimana tersebut
pada tujuan studi, kegiatan penelitian
ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a.
Bagaimana
perkembangan dan keberhasilan program Taman Bacaan Masyarakat :
1).
Bagaimana
program belajar Taman Bacaan Masyarakat disiapkan
2).
Bagaimana
pelaksanaan program Taman Bacaan Masyarakat menurut sepuluh patokan Dikmas?
3).
Bagaimana hasil program Taman Bacaan
Masyarakat dilihat dari hasil
pengembangan dana belajar, peningkatan pendapatan warga
belajar dan pemanfaatan hasil
belajar dalam Taman Bacaan Masyarakat
4).
Faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi keberhasilan Taman Bacaan Masyarakat ?
5).
Kekuatan-kekuatan
dan kelemahan-kelemahan apakah yang terdapat dalam pelaksanaan Taman
Bacaan Masyarakat?
b.
Bagaimanakah
pelaksanaan program-program pendukung :
1).
Bagaimana
keadaan sarana belajar pelengkap yang terdiri dari Taman
Bacaan Masyarakat Wacan?
2).
Bagaimana
pelaksanaan supervisi, pelaporan, evaluasi dan monitoring (SPEM) Taman
Bacaan Masyarakat?
4.
Kegiatan
program yang dievaluasi adalah Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat
5.
Lokasi Penilitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di TBM
Wacan yang bertempat di Jl. Tirtotaruno Gang XI RT 01 RW 08 Desa Landungsari, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang
6.
Subjek Penilitian
Subjek peniltian adalah pengelola
program TBM Wacan
7.
Teknik Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan pengelompkkan data primer dan
sekunder. Oleh karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka teknik
pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan melakukan pengamatan
(observation). Hal yang paling utama dari teknik pengumpulan data ini adalah
peneliti bertindak sebagai instrument pokok. Peran peneliti begitu penting
dalam penjaringan data. Ciri-ciri umum manusia sebagai instrument mencakup segi
responsive, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas
pengetahuan, memproses data secepatnya, dan memanfaatkan kesempatan mencari
respons yang tidak lazim atau idiosinkratik (Moleong, 2000 : 121). Jadi teknik
ini mengarah logika penemuan (Logic of iscovery), suatu proses yang bertujuan
menyarankan konsep-konsep atau membangun teori berdasarkan realitas nyata
manusia (Mulyana,2002 : 167).
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali keterangan yang dibutuhkan dalam mengkonstruksi realitas yang ada. Pertanyaan harus dibuat luwes serta disesuaikan dengan kondisi kebutuhan, sehingga baik peneliti mapun responden dapat saling memahami. Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2002:135) maksud mengadakan wawancara antara lain : Mengkonstruksi mengenai orang, kejasian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan kebutuhan lain; Merekonstruksi kejadian yang dialami masa lalu ; memproyeksikan harapan dimasa yang akan datang ; meverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain; Dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan data. Jadi wawancara dimaksudkan untuk melakukan refocus, klarifikasi, menggali kesadaran kritis, dan meminta penjelasan dan informasi kepada responden.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen-dokumen antara lain adalah data demografis dan data geografis yang dimiliki pemerinahan lokal, berita Koran maupun artikel majalah tentang kemacetan, dokumen resmi, brosur, foto-foto, dan sebagainya. Data yang diperoleh merupakan data pendukung terhdapa hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan. Sumber dokumen lain seperti surat ataupun catatan pribadi yang sebenarnya dapat memberikan informasi penting, dalam hal ini tdak dimasukkan sebagai bahan kajian.
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali keterangan yang dibutuhkan dalam mengkonstruksi realitas yang ada. Pertanyaan harus dibuat luwes serta disesuaikan dengan kondisi kebutuhan, sehingga baik peneliti mapun responden dapat saling memahami. Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2002:135) maksud mengadakan wawancara antara lain : Mengkonstruksi mengenai orang, kejasian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan kebutuhan lain; Merekonstruksi kejadian yang dialami masa lalu ; memproyeksikan harapan dimasa yang akan datang ; meverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain; Dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan data. Jadi wawancara dimaksudkan untuk melakukan refocus, klarifikasi, menggali kesadaran kritis, dan meminta penjelasan dan informasi kepada responden.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen-dokumen antara lain adalah data demografis dan data geografis yang dimiliki pemerinahan lokal, berita Koran maupun artikel majalah tentang kemacetan, dokumen resmi, brosur, foto-foto, dan sebagainya. Data yang diperoleh merupakan data pendukung terhdapa hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan. Sumber dokumen lain seperti surat ataupun catatan pribadi yang sebenarnya dapat memberikan informasi penting, dalam hal ini tdak dimasukkan sebagai bahan kajian.
8.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari
hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif, di mana data yang didapat
dilapangan, diolah kemudian disajikan dalam bentuk tulisan, dan tabel
frekuensi. Menyangkut analisis data kualitatif, menganjurkan tahapan-tahapan
dalam menganalisis data kualitatif sebagai berikut:
a.
Reduksi data, yaitu menyaring data yang
diperoleh dilapangan yang masih ditulis dalam bentuk uraian atau laporan
terperinci, laporan tersebut direduksi, dirangkum, dipilih, difokuskan, pada bantuan
program, disusun lebih sistematis, sehingga mudah dipahami.
b.
Penyajian data, yaitu usaha untuk
menunjukkan sekumpulan data atau informasi, untuk melihat gambaran keseluruhan
atau begian tertentu dari penelitian tersebut.
c.
Kesimpulan, merupakan proses untuk
menjawab permasalahan dan tujuan sehingga ditentukan saran dan masukan untuk
pemecahan masalah.
9.
Pengembangan Instrument
Beberapa
instrumen pengumpulan data disusun menurut sumber datanya dan tidak menurut
metode pengumpulan data yang dipakai. Item-item wawancara, format pengutipan
dokumen, dan observasi dipadukan apabila ketiga cara tersebut memang diperlukan.
a.
Instrumen 1 berisi pedoman
wawancara yang dipakai untuk merekam data yang bersumber dari warga belajar TBM. Variabel-variabel
yang datanya dikumpulkan dengan instrumen ini berkenaan dengan
komponen-komponen TBM
yang dapat dilacak melalui warga belajarnya ialah perkembangan warga belajar,
sarana belajar, kegiatan belajar dan hasil belajar.
b. Instrumen
2 berisi pedoman
wawancara untuk merekam data yang bersumber dari tutor TBM tentang latar belakang
tutor, kegiatan belajar TBM
dan sarana belajar.
c. Instrumen
3 berisi pedoman
wawancara untuk merekam data yang bersumber dari sumber belajar TBM
d. Instrumen
4 berisi pedoman
wawancara dan dokumentasi untuk merekam data yang bersumber dari pengelola TB,M latar belakang,
kondisi daerah kerja, pembinaan kelompok belajar dan hasil kegiatan proyek.
e. Instrumen
5 berisi pedoman
wawancara dan dokumentasi yang datanya bersumber dari Kepala Pengelola TBM tentang penyiapan
program DAN penyaluran dana.
Nama : Wayan Nugroho
NIM : 120141400995
Judul : Laporan Program Taman Bacaan
Masyarakat Wacan Malang
1. Teknik
evaluasi
Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi partisipasi yang didefinisikan sebagai proses menolong
orang-orang yang ikut serta dalam melaksanakan program (partisipasi) untuk
menilai program mereka dan menggunakan hasil penelitian untuk penyempurnaan
program. Metode evaluasi yang digunakan adalah
metode studi kasus yang dapat diartikan sebagai kajian analitis dan deskriptif
secara mendalam dan rinci tentang suatu program yang diselenggarakan oleh
perorangan, organisasi, lembaga atau masyarakat dalam konteks lingkungan
tertentu . Kajian ini berkaitan dengan segala hal yang bermakana dalam perkembangan kasus dengan maksud untuk
memahami siklus atau bagaian siklus kehidupan kasus tertentu.
Data
dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan pengelompkkan data primer dan
sekunder. Oleh karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka teknik
pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan melakukan pengamatan
(observation) yang dilakukan pada Jumat,
31 Oktober 2014 di TBM Wacan Jl. Tirtotaruno Gang XI RT
01 RW 08 Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kebetulan pada hari
itu ada kegiatan tentang pendaur ulang barang bekas, karena di TBM Wacan tidak
hanya wadah untuk membaca buku saja namun keterampilan lain juga ada dalam
proses pembelajarannya. Observasi
diawali dengan perkenalan kepada pengelola program yakni ibu Dwi
Indri Novianti, ibu Leila Paramitha, dan ibu Nihan Werdi Sesulih . ketiga ibu ini
beserta pihak lainnya bersama-sama mengelola TBM Wacan. Wawancara dilakukan
pada jumat sore ketika pembelajaran masih berjalan yakni ibu Leila Paramitha menjadi
perwakilan untuk proses wawancara untuk mengkonfirmasi data yang sudah ada
lewat pengamatan sehingga dapat ditemui data yang lengkap, dan teknik
pengumpulan data yang bersumber dari dokumen-dokumen antara lain adalah data seperti
Koran maupun artikel, dokumen resmi, foto-foto kegiatan, dan sebagainya. Data dari
dokumen-dokumen yang diperoleh merupakan data pendukung terhadap hasil
pengamatan dan wawancara yang telah
dilakukan pada TBM Wacan Malang.
Tujuan
dari evaluasi ini yaitu : (1) Mengetahui kesepuluh patokan pendidikan
masyarakat dalam program TBM Wacan Malang ,
(2) Memaparkan tujuan
belajar program Taman Bacaan Masyarakat, (3) Mengetahui kelompok
belajar pada program
belajar Taman Bacaan Masyarakat menurut
sepuluh patokan Dikmas, (4) Mengetahui warga
belajar dalam Taman
Bacaan Masyarakat, (5) Memaparkan Sumber belajar Taman Bacaan
Masyarakat, (6) Memaparkan Kegiatan belajar dalam pelaksanaan Taman Bacaan Masyarakat, (7) Memaparkan keadaan Panti belajar dan Sarana belajar Taman
dalam Bacaan Masyarakat Wacan, (8) Memaparkan Bahan belajar, dana
belajar, dan ragi belajar dalam Taman Bacaan
Masyarakat Wacan Malang.
2. Kesepuluh patokan pendidikan
masyarakat dalam program TBM Wacan Malang
TBM
Wacan yang bertempat di Jl. Tirtotaruno Gang XI RT 01 RW 08 Desa Landungsari,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Identifikasi kesepuluh patokan pendidikan masyarakat dalam program
TBM Wacan Malang yakni sebagai berikut :
a. Tujuan belajar yang akan dicapai
mencakup ketrampilan, pengetahuan dan atau sikap yang dikuasai oleh peserta
didik dalam program TBM Wacan Malang adalah Memfasilitasi
minat baca yang tinggi dan sebagai wadah informasi dalam mengasah kemampuan
membaca dan memahami pengetahuan baru.
b. Kelompok belajar yakni Kumpulan
peserta didik dengan jumlah tertentu. Pada TBM Wacan Malang telah memiliki
sedikitnya 100 orang dalam keanggotaanya.
c. Warga belajar yang diorganisasikan
berdasarkan kebutuhan belajar, minat dan potensi pembelajaran yang tersedia. TBM
Wacan Malang mengklasifikasikan minat dan potensi tidak hanya terikat dalam hal
membaca saja, karena dalam pembelajarannya ada keterampilan lain yakni belajar
musik angklung, ketrampilan dari barang bekas, memasak, menulis, drama, tari,
bahasa asing, dan dolanan tradisional.
d. Sumber belajar yang terdiri atas:
tutor, fasilitator, nara sumber, pelatih dan sebagainya. Dari segi program
tidak seluas program seperti SKB dan PKBM serta faktor dari pengelola program
yang hanya 3 orang itupun dibantu beberapa pihak seperti lingkungan RT, RW, TBM
lain di kecamatan Dau, mahasiswa dari Univeritas Machung, dan adik-adik
sukarelawan dari SMU 8 Malang.
e. Kegiatan belajar yang di lakukan
sumber belajar untuk membelajarkan warga belajar. Sesuai dengan tujuan dari TBM
Wacan yakni Memfasilitasi minat baca yang tinggi dan
sebagai wadah informasi dalam mengasah kemampuan membaca dan memahami
pengetahuan baru, maka dapat dipastkan kegiatan belajar bertujuan untuk
membelajarkan warga belajar
f.
Bahan belajar yang meliputi kurikulum yang menjadi
kepedulian dan warga belajar, dan memuat ketrampian, pengetahuan, nilai-nilai,
aspirasi, serta metode teknik pembelajaran. Karena terdapat beberapa kekurangan
khususnya pada pengelola bahan belajar hanya berasal dari sumbangan buku dan
beberapa keterampilan yang di dapat pada TBM Wacan.
g. Panti belajar yakni tempat
berlangsungnya proses pembelajaran. Taman Bacaan Masyarakat WACAN bertempat di Jl.
Tirtotaruno Gang XI RT 01 RW 08 Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang. Saat ini, TBM Wacan juga sudah memiliki akun facebook: Tbm Wacan dan
alamat web:www.tbmwacan.blogspot.com.
h.
Sarana belajar berhubungan dengan perlengkapan pembelajaran,
meliputi kursi, modul, alat bantu pandang dan dengar, dan meia pembelajaran lainnya.
Dari segi prasarana cukup mewadai karena tempat buku dalam membaca tersusun
rapi dan sistem memilih buku, mencatat, dan
mengembalikan, semua dilakukan secara mandiri.
i.
Dana belajar meliputi biaya sebagai daya dukung kelancaran
pembelajaran. Warga belajar tidak dipungut biaya dan pengadaan buku berasal
dari sumbangan.
j.
Ragi belajar yakni daya dukung lainnya yang diperlukan
selama pembelajaran seperi motivasi, dan setelah berakhirnya program
pembelajaran seperti permodalan, pendampingan usaha, dan kemitraan. Dalam hal
kemitraan dibantu rekan-rekan dari TBM lain namun untuk pemerintah daerah belum
memfasilitasi secara penuh program TBM Wacan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar