Wellcome

Wellcome

Rabu, 03 Desember 2014

SEJARAH EVALUASI (kelompok 1)


Oleh
AfifaturRosyidah                    (120141411453)
Iftitah Amadea Fahrudi          (120141411453)
RatnaDewi Y                          (120141411467)



A.    LatarBelakang
Pelaksanaan system pendidikannasionaltermasuksubsistempendidikanluarsekolahseringmendapatkritiktajamdarimasyarakatdanlembaga-lembaga lain karena kebijakandanpelaksanaannyaseringberubah-ubahtanpa di dukungoleh data yang akurat.Salah satu factor penyebabnyaadalahkurangnyaevaluasi yang dilkakukansecarateraturdanberkelanjutan.Olehkarenaituperubahan yang terjadidalamkebijakandanpelaksanaansubsistempendidikanluarsekolahperludidasarkanatas data yang akurat, handal, danrelevan.
Evaluasi program seringkalididekatidarisudutpandangpenelitiandantidakjarangpula didekatidarisudutpandangilmupengelolaan.Penelitianpadaumumnyamenekankanevaluasisetalah program berlangsungdanterpisahdaripengelolaan program.Kebalikannya, pengelolaanmenekankanevaluasipadasaat program berlangsungdansebagaibagian yang takterpisahkandaripengelolaanitusendiri (perencanaan, pelaksanaandanevaluasi).Padasisilain, penelitianjugamelaksanakanevaluasisebelum programberlangsung yang seringkalidikenaldenganistilahstudikelayakanuntukproyekdanidentifikasikebutuhandansumberbelajaruntukbidangpendidikan. Begitujugapengelolaan,adakalanyamelaksanakanevaluasisetelah program berlangsunguntukkepentinganpertanggungjawaban.Perbedaankeduasudutpandanginimenjadisemakintidakjelaspadawaktumenentukanaspekapadari program yang harusdievaluasi.
Olehkarenaitusebelummelaksanakansuatu program perlumempelajariterlebihdahulumengenaisejarahevaluasi, agar program yang akandisusundapatberjalansesuaidenganapa yang dibutuhkanmasyarakat.

B.     RumusanMasalah
Bagaimanasejarahperkembanganevaluasi program pendidikan?

C.    Tujuan
Untukmengetahuisejarahperkembanganevaluasi program pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

v  SejarahEvaluasi
Dalamsejarahevaluasi, duaperkembanganpenting di Inggris yang perluuntukdiperhatikan.Pertama, padapertengahanabadke 19, sejumlahorganisasi yang berdedikasi dibidangpenelitiansosialtelahmenunjukkankaryanya.Organisasi-organisasiinitelahmelaksanakandanmempublikasikantemuan-temuanberkaitandenganproblema-problemasosial yang sangatmerangsangmunculnyadiskusi di masyarakat.Kedua, dalammeresponterhadaptemuan-temuandariorganisasiini, birokratpengelola program-program sosialkadang-kadangmembentukKomisiPengkajianseperti ‘provincial workhouses’.Organisasi-organisasiinisangatbesarperanannyadalammenerapkanpendekatanempirisuntukevaluasi program.
Sejarahperkembanganevaluasi program pendidikan formal dannonformaltidakterlepasdarikeduapendekatan di atas.Dalamperjalanan yang cukuppanjanglebihdarisatuabad, evaluasi program telahberkembangbegitupesatsehinggasekarangtumbuhsebagaiilmu yang berdirisendiri. Madausdkk. (1983) telahberupayauntukmempelajarisejarahperkembanganevaluasi program pendidikandanmengelompokkanmenjadienammasaperkembangan, yaitu : (1) masapembaharuan, (2) masaefisiensidan testing, (3) masa Tyler,(4) masa ‘innocence’, (5) masaekspansi, dan (6) masaprofesionalisasi. Dari masapembaharuansampaimasa Tyler masihtergambardenganjelaspendekatanmana yangdominandalampelaksanaanevaluasi program.Mulaimasa innocence keduapendekatansudahmulaimelebur yang akhirnyamelahirkanpendekatantersendiri.

1.      MasaPembaharuan
Masapembaharuanberlangsungsekitartahun 1800 – 1900.Padamasainitelahterjadirevolusiindustridisertaidenganperubahanekonomidanteknologi yang akhirnyamendasariterbentuknyastrukturmasyarakat modern dengansegenapakibatnya. Perubahanpesatdalamhalkesehatan mental danpandanganhidup, kehidupansosialdankesadaransosial, danstrukturagen-agensosial.Padaakhirnya, perubahaninimendorongusaha-usahapembaharuanagen-agensosialdanpendidikanbeserta program-programnya, khususnya diAmerikaSerikatdan di Inggris.
Pada masa ini telah dilaksanakan upaya-upaya untuk memperbaharui sistem pendidikan, undang-undang, rumah sakit, rumah yatim dan pelayanan kesehatan masyarakat. Evaluasi terhadap agen-agen sosial dan pendidikan ini seringkali bersifat informal dan mengandalkan kepada kesan dan perasaan yang dilaksanakan oleh Komisi yang ditunjuk oleh Pemerintah. Umpamanya ‘Royal Commission of Inquiry’ untuk pendidikan dasar di Irlandia, setelah menerima kesaksian dan bukti-bukti, menarik kesimpulan bahwa kemajuan anak-anak di sekolah-sekolah negeri Irlandian jauh di bawah harapan. Atas dasar kesimpulan ini, Komisi menyampaikan rekomendasi untuk mengadopsi sistem ‘bayar berdasarkan hasil’ (payment by results) yang telah diterapkan di Inggris dan guru-guru digaji tergantung sebagian dari hasil ujian siswanya dalam hal membaca, menulis dan matematika.
Ketikapembaharuan program ditetapkan di Inggris, evaluasiperiodikdilaksanakanmelaluilaporantahunan yang disampaikanolehInspektor.Umpamanya, dalambidangpendidikanterhadapinspektur-inspektur yang mengunjungisekolah-sekolahsetidaptahundanmembuatlaporantentangkondisisekolah-sekolahdanhasilbelajarsiswa-siswanya.Di AmerikaSerikat, inspekturdariluardipekerjakanolehPemerintah Federaldanbeberapanegarabagiansaja. Umpamanya, OSHA mempekerjakaninspekturdariluarsebagaicarauntukmelaksanakanevaluasi program telahmendapatperhatianutama di dalamliteraturevaluasi.
Suatu hal yang menarik dalam arti evaluasi program adalah adanya agen kebijakan tersembunyi di samping gerakan ujian lisan; yaitu pengumpulan data untuk melakukan perbandingan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan pada waktu pemilihan kepala sekolah. Howe dan Mann berupaya merekam hasil sekolah yang berbeda-beda dan menggunakan data ini untuk menjinakkan kepala-kepala sekolah yang menentang upaya mereka dalam menghapus hukuman fisik. Ini adalah contoh politisasi data evaluasi.
Kemajuanevaluasi program pendidikannonformalternyatatidaksepesatevaluasipendidikan formal.Program pendidikannonformal yang dilaksanakanolehuniversitas-universitasdi Amerika yang disajikanuntukpetanidanburuh-buruhtambangbelummendapatperhatianuntukdievaluasisecara formal.Karenasifat program adalahnonformaldarisudutpandanguniversitas, makaevaluasi formal belummendapatperhatian.Begitujugadi Inggris, program-program pendidikannonformalbelumdievaluasiseccara formal baikyang dilaksanakandengan label pendidikanbacatulis, university extension maupundenganlabel agriculture extension.

2.      MasaEfisiensidan Testing
Masaefisiensidan testing berlangsungsekitartahun 1900 – 1930.Padamasaini,
gagasanpengelolaan yang berlandaskanilmiahmenjadipendorongteoriadministrasi di
bidangpendidikandanindustri. Penekanangagasaniniterletakpadasistemik, standarisasidan yang terpentingadalahefisiensi.Sesuatu program harusdievaluasiefisiensinyadanuntukinitesmenjadialatutamaevaluasi.
Sejalan dengan pertumbuhan standarisasi tes achievement setelah perang dunia kesatu, sekolah-sekolah negara bagian di Amerika menggunakan tes untuk menentukan efektifitas program. Umpamanya, May menemukan bahwa tes achivement yang tersedia secara komersil khusus yang dibuat oleh Biro Penelitian Distrik, digunakan untuk mendiagnosa secara khusus kelemahan sistem dan untuk mengevaluasi kurikulum dan performance keseluruhan sistim. Di samping itu tes digunakan untuk membuat keputusan tentang individu. Universitas juga tidak ketinggalan membentuk lembaga khusus untuk melakukan evaluasi yang diperlukan oleh negara bagian. Institut-institut ini dapat dianggap sebagai pendahuluan dari pusat-pusat di universitas yang berdedikasi dalam bidang evaluasi yang tumbuh pada tahun 1960-an dan 70-an di negara maju dan pada tahun 1980-an di negara berkembang. Di Indonesia pada umunya evaluasi dilakukan oleh pusat-pusat atau lembaga penelitian.
Pada awal masa ini (1900 – 1930), evaluasi seringkali disalahgunakan. Seringkalibeberapa penduduk setempat mengundang pakar-pakar evaluasi untuk mengekposekelemahan-kelemahan lembaga-lembaga pendidikan dan pengembangan masyarakat danmengusulkan saran-saran perbaikan. Padahal evaluasi semestinya bukan hanya untuk melihatkelemahan program saja. Di samping itu, hasil-hasil evaluasi yang bersifat objektifdipergunakan sebagai propoganda untuk membendung meningkatnya kritik masyarakatterhadap lembaga-lembaga pendidikan. Sangat disayangkan evaluator pada saat ini tidakmenyadari bahwa survey untuk melakukan evaluasi dapat dan harus menghindaripenyalahgunaan dan dilakukan untuk hal yang konstruktif, dikerjakan bekerja sama denganadvisor setempat dan dirancang untuk menciptakan dukungan publik terhadap perubahanyang tidak dikenal tetapi diperlukan.

3.      Masa Tyler
Masa Tyler ini berlangsung sekitar tahun 1930 – 1945. Dinamakan masa Tyler, karena pada masa itu pengaruh Tyler sangat besar dalam bidang evaluasi pendidikan khususnya dalam bidang testing. Dia dianggap sebagai “nabinya” evaluasi. Dia bekerja mulai dari mengkonsepsionalkan suatu pandangan inovatif dalam bidang kurikulum dan evaluasi.Kurikulum ditempatkan sebagai satu set pengalaman sekolah yang terencana secara luas.Dirangsang dan diterapkan untuk menolong siswa dalam menguasai perilaku khusus. Istilahevaluasi pendidikan diartikan mengukur seberapa jauh objektif program pengajaran telahdicapai. Kemudian konsep ini pada tahun 1930-an digunakan oleh Tyler untuk menolonginstruktur-instruktur di negara bagian OHIO Amerika Serikat untuk meningkatkan kursus-kursusyang mereka organisir dan tes yang dipergunakan mereka.
Tyler bergabungdan memimpin gerakan pendidikan progresif studi evaluasi terhadap pembaharuan yang dikenal denganistilah ‘studi delapan tahun’ yang disponsori oleh Carnegia Corporation.Studi evaluasi yang dipimpin oleh Tyler adalah studi yang terbesar dan pertama kalitentang perbedaan efektivitas bermacam-macam tipe persekolahan.
Evaluasi adalah perbandingan antara hasil yang diharapkan danhasil aktual. Evaluasi meliputi perbandingan antara hasil dengan objektif program dan tidakperlu harus menggunakan design penelitian dengan biaya tinggi dan membagi menjadikelompok eksperimen dan kontrol. Aspek yang dievaluasi adalah hasil belajar bukan inputpengajaran dan organisasi sehingga tidak memerlukan jastifikasi dari evaluator profesional.
Pada masa ini evaluasi untuk pendidikan nonformal sudah mulai dikembangkan.Istilah fungsional literacy mulai dikenal pada waktu perang dunia kedua. Tentara yang direkrut oleh Amerika Serikat dites kemampuan baca tulis mereka yang diperlukan dalam melaksanakan tugas ketentaraan. Mereka yang belum memiliki kemampuan baca tulis fungsional harus mengikuti training khusus baca tulis.

4.      Masa Innocence
Masa ‘innocence’ ini berlangsung antara tahun 1946 – 1957 atau disebut juga tahunmasa bodoh, khususnya di Amerika Serikat. Pada masa ini keputusan, prasangka dan permusuhan sosial terjadi di daerah pedesaan dan perkotaan. Tetapi tidak ada orang kulitputih yang memperhatikan keadaan ini sebagai masalah sosial. Di samping itu, juga polahidup konsumtif dan penggunaan sumber-sumber seperti itu suatu saat akan habis. Padamasa ini juga, pembangunan industri dan militer secara besar-besaran dilaksanakan tanpamemperhatikan konsekuensi-konsekuensi negatifnya.
Dalam bidang pendidikan, perluasan pemberian kesempatan belajar, penambahanpersonal dan fasilitas dilaksanakan di Amerika Serikat dan Inggris secara besar-besaran.Pembangunan dan peningkatan pendidikan mempunyai dampak terhadap evaluasiprogram dan hasilnya. Pada masa ini pengembangan teknik-teknik evaluasi telah tumbuhdengan pesat sejalan dengan perkembangan dalam bidang teknologi. Dua macam designevaluasi telah berkembang dengan pesat untuk eksperimen yang menggunakan kelompokkontrol dan design yang hanya membandingkan antara hasil dan objektif.
Tahun 1954 Panitia dari AssosiasiIlmu Jiwa Amerika menyiapkan rekomendasi untuk tes-tes kejiwaan dan teknik diagnostik.Tahun 1955 panitia-panitia dari AERA dan NCMUE menyiapkan rekomendasi teknis untuktes achievement. Dua laporan ini menjadi basis untuk ‘Standars for Educational and Psychological Tests and Manuals’ pada tahun 1965 yang direvisi pada tahun 1974 dengantitel baru ‘Standars for Educational ad Psycological Tests’.
Walaupun teknik evaluasi telah berkembang pesat, sedikit sekali terdapat bukti bahwaevaluasi program telah dilaksanakan baik di lembaga-lembaga pendidikan maupunpengembangan masyarakat. Walaupun sebagian program ada yang dievaluasi, pendidik-pendidikformal dan pengelola pendidikan nonformal jarang menggunakan hasil evaluasiuntuk perbaikan program. Anehnya, masyarakat dan penyandang dana program tidakmenuntut laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program dengan kata lain mereka acuhtak acuh.
5.      MasaEkspansi
Masa ini berlangsung sekitar tahun 1958 – 1972. Di awal masa ini Amerika Serikatmengalami kekagetan dengan kemampuan Uni Soviet yang mampu meluncurkan Sputinik Itahun 1959. Seperti yang dikatakan Popham (1974) Amerika termasuk bangsa yang inginterbaik dalam segala hal. Karena itu mereka perlu meninjau kembali sistem pendidikan yang menghasilkan tenaga-tenaga ahli dan mengevaluasi mengapa sampai tertinggal dengan UniSoviet. Atas dasar ini program matematika dan sains dimasukkan ke dalam kurikulum danbahkan menjadi kurikulum utama dengan harapan bukan hanya sekedar mengejarketinggalan, tetapi ingin melampaui Uni Soviet yang menjadi saingan utama mereka.
Dengan menggunakan model-model dan teknik evaluasi yang sudah ada ternyata tidakmenolong pengembang-pengembang kurikulum, program pendidikan dan pengembanganmasyarakat. Selain itu, hasil evaluasi bukan sebagai respon terhadap pertanyaan-pertanyaanyang dikemukakan oleh orang-orang yang ingin mengetahui efektifitas program. Paraevaluator menyadari masalah ini setelah mereka dengan dana yang cukup besar dan dengancermat menerangkan teknik evaluasi yang sudah ada pada saat itu dan menghasilkan sesuatuyang tidak berguna untuk pengembangan kurikulum dan program-program lagi.
Cronbach menilai negatif pelaksanaan-pelaksanaan evaluasi pada saat itu. Evaluasidinilai kurang relevan dan kurang bermanfaat dan menyarankan kepada evaluator untukbanting dari model-model dan teknik evaluasi yang sudah ada. Cronbach mengemukakangagasan tentang evaluasi yang lebih komprehensif dari pada gagasan Tyler, yaitupengumpulan dan pengunaan informasi untuk pengambilan keputusan tentang program pendidikan. Terdapat tiga macam tipe keputusan menurut Cronbach : keputusan tentangperbaikan pendidikan, tentang individu dan tentang peraturan administratif. Untuk membantupengambilan keputusan, evaluasi harus meliputi studi proses, pengukuran kepandaian dankecakapan, pengukuran sikap studi follow up. Perlu diperhatikan performance siswa bukansatu-satunya kriteria untuk menentukan keberhasilan program. Pandangan Cronbach menjadipemula untuk model-model evaluasi yang beriorentasi kepada ‘decision facilitation’ baikuntuk program-program pendidikan maupun pengembangan masyarakat.
Evaluasi meliputi output proses, input dan konteks dari program itu sendiri.Evaluasi output termasuk evaluasi terhadap tujuan, hasil yang diharapkan dan tidakdiharapkan.Evaluasi program tidak hanya terbatas untuk pendidikan formal, tetapi sudah mulaidikembangkan teori-teori evaluasi yang cocok untuk pendidikan nonformal seperti yang dikembangkan oleh Paulo Freire dan Meziro W. Untuk evaluasi program pendidikannonformal banyak dikembangkan teori-teori partisipator yang berasal dari penelitianpartisipatori dan evaluasi demokratis yang semula diterapkan untuk pendidikan formal. Lebihjauh lagi, teori-teori evaluasi dikembangkan dengan pesat tidak hanya di Amerika Serikattetapi juga di Inggris seperti illmuminative evaluation yang dikembangkan oleh Parlett danHamilton.

6.      MasaProfesionalisasi
Masa profesionalisasi berlangsung mulai tahun 1973 sampai sekarang ini. Evaluasisudah tumbuh menjadi profesi tersendiri yang tidak sama dengan penelitian dan testing.Walaupun teknik pengumpulan data dan penentuan sampel mungkin saja penelitian tetapitingkat generalisasinya tidak sejauh penelitian, khususnya dalam hal waktu dan instansinya.Dalam evaluasi program, tes mungkin digunakan, tetapi penggunaannya hanya sebagaibagian dari evaluasi yang lazim disebut dengan istilah produk.
Pada mulanya evaluator merasakan adanya krisis identitas. Mereka tidak yakin apakahmereka harus masuk kubu peneliti, tester atau administrator dan kualifikasi apa yang harusdimiliki. Tidak banyak majalah evaluasi program yang dapat digunakan oleh evaluator untukbertukar hasil evaluasi dan gagasan. Belum ada organisasi profesional yang berdedikasiterhadap evaluasi sebagai disiplin tersendiri. Pada dasarnya belum ada buku literatur evaluasiprogram kecuali sekedar masalah yang tidak diterbitkan. Lebih buruk lagi, evaluasi banyakdilaksanakan oleh orang-orang yang bukan dipersiapkan untuk itu (amatiran). Untukmengatasi krisis ini, evaluasi program perlu diprofesionalisasikan. Majalah-majalahditerbitkan seperti Educational Evaluation and Policy Analysis, Hindies in Evaluation, CEDRQuarterly, Evaluation Review, New Direction for Program Evaluation dan lain-lain. Majalah majalah ini menjadi alat efektif untuk merekam dan menyebarluaskan informasi tentangevaluasi program.
Profesionalisasi evaluasi telah melahirkan hasil campuran seperti yang dikemukakanoleh Madaus (1983). Pertama, tidak diragukan adanya komunikasi yang lebih baik danintensif dalam bidang evaluasi, di samping juga menimbulkan banyak gunjingan. Kedua,pada waktu terjadi peningkatan training dan kewenangan evaluator untuk meyakinkan bahwalembaga-lembaga pemesan mendapat pelayanan dari orang-orang yang qualified, beberapapengamat cemas bahwa pengembangan ini akan menimbulkan klub yang ekslusif danberpandangan sempit. Ketiga, kerjasama di antara organisasi-organisasi profesional yangbergerak dalam bidang evaluasi program pendidikan adalah suatu hal yang positif, tetapi jugagampang buyar, untuk mempromosikan dan melaksanakan kerja evaluasi yang berkualitastinggi. Keempat, pembentukan organisasi-organisasi profesional baru telah meningkatkankomunikasi antar evaluator dan mengurangi fragmentasi dalam bidang evaluasi.
Masalah lain yang mendasar adalah perbedaan antara pendekatan kualitatif dankuantitatif dalam evaluasi program. Perbedaan bukan hanya sekedar teknik, tetapi landasanfilosifis. Kualitatif berangkat dari subjectivitist epistemology yang menempatkan kebenarantidak terlepas dari kontek dan pengetahuan adalah persepsi dan pemahaman individuterhadap realita. Kuantitatif berangkat dari objectivist epistemology yang menempatkankebenaran terlepas dari kontek. Karena itu pengetahuan adalah realita yang terlepas daripersepsi individu. Evaluator yang kurang awas seringkali menggabungkan dua teknik daripendekatan yang berbeda ini dan akhirnya mungkin akan membuahkan hasil evaluasi yangmenyesatkan.










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Dari masa ke masa suatu teknik evaluasi program sedikit banyak telah mengalami perbaikan, melihat dari kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang sehingga mengharuskan kita sebagai pembuat program harus bisa melihat masalah, memperbaiki sistem, dan mencarijalan keluar sehingga program akan dibuat dapat diterima oleh masyarakat.




Rujukan :
-          Imadiklus.com/evaluasi-program-pendidikan-luar-sekolah/ (Online) diakses pada: 09 September 2014

-          Sudjana, Djudju. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar