Oleh
AfifaturRosyidah (120141411453)
Iftitah
Amadea Fahrudi (120141411453)
A. LatarBelakang
Pelaksanaan
system
pendidikannasionaltermasuksubsistempendidikanluarsekolahseringmendapatkritiktajamdarimasyarakatdanlembaga-lembaga
lain karena
kebijakandanpelaksanaannyaseringberubah-ubahtanpa di dukungoleh data yang
akurat.Salah satu factor penyebabnyaadalahkurangnyaevaluasi yang
dilkakukansecarateraturdanberkelanjutan.Olehkarenaituperubahan yang
terjadidalamkebijakandanpelaksanaansubsistempendidikanluarsekolahperludidasarkanatas
data yang akurat, handal, danrelevan.
Evaluasi
program seringkalididekatidarisudutpandangpenelitiandantidakjarangpula
didekatidarisudutpandangilmupengelolaan.Penelitianpadaumumnyamenekankanevaluasisetalah
program berlangsungdanterpisahdaripengelolaan program.Kebalikannya,
pengelolaanmenekankanevaluasipadasaat program berlangsungdansebagaibagian yang
takterpisahkandaripengelolaanitusendiri (perencanaan,
pelaksanaandanevaluasi).Padasisilain, penelitianjugamelaksanakanevaluasisebelum
programberlangsung yang
seringkalidikenaldenganistilahstudikelayakanuntukproyekdanidentifikasikebutuhandansumberbelajaruntukbidangpendidikan.
Begitujugapengelolaan,adakalanyamelaksanakanevaluasisetelah program
berlangsunguntukkepentinganpertanggungjawaban.Perbedaankeduasudutpandanginimenjadisemakintidakjelaspadawaktumenentukanaspekapadari
program yang harusdievaluasi.
Olehkarenaitusebelummelaksanakansuatu
program perlumempelajariterlebihdahulumengenaisejarahevaluasi, agar program
yang akandisusundapatberjalansesuaidenganapa yang dibutuhkanmasyarakat.
B. RumusanMasalah
Bagaimanasejarahperkembanganevaluasi
program pendidikan?
C.
Tujuan
Untukmengetahuisejarahperkembanganevaluasi
program pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
v SejarahEvaluasi
Dalamsejarahevaluasi, duaperkembanganpenting
di Inggris yang perluuntukdiperhatikan.Pertama,
padapertengahanabadke 19, sejumlahorganisasi yang berdedikasi
dibidangpenelitiansosialtelahmenunjukkankaryanya.Organisasi-organisasiinitelahmelaksanakandanmempublikasikantemuan-temuanberkaitandenganproblema-problemasosial
yang sangatmerangsangmunculnyadiskusi di masyarakat.Kedua, dalammeresponterhadaptemuan-temuandariorganisasiini,
birokratpengelola program-program
sosialkadang-kadangmembentukKomisiPengkajianseperti ‘provincial workhouses’.Organisasi-organisasiinisangatbesarperanannyadalammenerapkanpendekatanempirisuntukevaluasi
program.
Sejarahperkembanganevaluasi program
pendidikan formal dannonformaltidakterlepasdarikeduapendekatan di
atas.Dalamperjalanan yang cukuppanjanglebihdarisatuabad, evaluasi program
telahberkembangbegitupesatsehinggasekarangtumbuhsebagaiilmu yang
berdirisendiri. Madausdkk. (1983)
telahberupayauntukmempelajarisejarahperkembanganevaluasi program
pendidikandanmengelompokkanmenjadienammasaperkembangan, yaitu : (1) masapembaharuan,
(2) masaefisiensidan testing, (3) masa Tyler,(4) masa ‘innocence’, (5)
masaekspansi, dan (6) masaprofesionalisasi. Dari masapembaharuansampaimasa
Tyler masihtergambardenganjelaspendekatanmana
yangdominandalampelaksanaanevaluasi program.Mulaimasa innocence
keduapendekatansudahmulaimelebur yang akhirnyamelahirkanpendekatantersendiri.
1.
MasaPembaharuan
Masapembaharuanberlangsungsekitartahun
1800 –
1900.Padamasainitelahterjadirevolusiindustridisertaidenganperubahanekonomidanteknologi
yang akhirnyamendasariterbentuknyastrukturmasyarakat modern
dengansegenapakibatnya. Perubahanpesatdalamhalkesehatan mental
danpandanganhidup, kehidupansosialdankesadaransosial,
danstrukturagen-agensosial.Padaakhirnya,
perubahaninimendorongusaha-usahapembaharuanagen-agensosialdanpendidikanbeserta
program-programnya, khususnya diAmerikaSerikatdan di Inggris.
Pada masa ini telah dilaksanakan upaya-upaya untuk
memperbaharui sistem pendidikan, undang-undang, rumah sakit, rumah yatim dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Evaluasi terhadap agen-agen sosial dan
pendidikan ini seringkali bersifat informal dan mengandalkan kepada kesan dan
perasaan yang dilaksanakan oleh Komisi yang ditunjuk oleh Pemerintah. Umpamanya
‘Royal Commission of Inquiry’ untuk pendidikan dasar di Irlandia, setelah
menerima kesaksian dan bukti-bukti, menarik kesimpulan bahwa kemajuan anak-anak
di sekolah-sekolah negeri Irlandian jauh di bawah harapan. Atas dasar
kesimpulan ini, Komisi menyampaikan rekomendasi untuk mengadopsi sistem ‘bayar
berdasarkan hasil’ (payment by results) yang telah diterapkan di Inggris dan
guru-guru digaji tergantung sebagian dari hasil ujian siswanya dalam hal
membaca, menulis dan matematika.
Ketikapembaharuan
program ditetapkan di Inggris, evaluasiperiodikdilaksanakanmelaluilaporantahunan
yang disampaikanolehInspektor.Umpamanya,
dalambidangpendidikanterhadapinspektur-inspektur yang
mengunjungisekolah-sekolahsetidaptahundanmembuatlaporantentangkondisisekolah-sekolahdanhasilbelajarsiswa-siswanya.Di AmerikaSerikat, inspekturdariluardipekerjakanolehPemerintah
Federaldanbeberapanegarabagiansaja. Umpamanya, OSHA
mempekerjakaninspekturdariluarsebagaicarauntukmelaksanakanevaluasi program
telahmendapatperhatianutama di dalamliteraturevaluasi.
Suatu hal yang menarik dalam arti evaluasi program adalah
adanya agen kebijakan tersembunyi di samping gerakan ujian lisan; yaitu
pengumpulan data untuk melakukan perbandingan yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan pada waktu pemilihan kepala sekolah. Howe dan Mann
berupaya merekam hasil sekolah yang berbeda-beda dan menggunakan data ini untuk
menjinakkan kepala-kepala sekolah yang menentang upaya mereka dalam menghapus
hukuman fisik. Ini adalah contoh politisasi data evaluasi.
Kemajuanevaluasi
program pendidikannonformalternyatatidaksepesatevaluasipendidikan
formal.Program pendidikannonformal yang dilaksanakanolehuniversitas-universitasdi Amerika yang
disajikanuntukpetanidanburuh-buruhtambangbelummendapatperhatianuntukdievaluasisecara
formal.Karenasifat program adalahnonformaldarisudutpandanguniversitas,
makaevaluasi formal belummendapatperhatian.Begitujugadi Inggris,
program-program pendidikannonformalbelumdievaluasiseccara formal baikyang
dilaksanakandengan label pendidikanbacatulis, university extension
maupundenganlabel agriculture extension.
2.
MasaEfisiensidan
Testing
Masaefisiensidan
testing berlangsungsekitartahun 1900 – 1930.Padamasaini,
gagasanpengelolaan yang
berlandaskanilmiahmenjadipendorongteoriadministrasi di
bidangpendidikandanindustri.
Penekanangagasaniniterletakpadasistemik, standarisasidan yang
terpentingadalahefisiensi.Sesuatu program
harusdievaluasiefisiensinyadanuntukinitesmenjadialatutamaevaluasi.
Sejalan dengan pertumbuhan standarisasi tes achievement
setelah perang dunia kesatu, sekolah-sekolah negara bagian di Amerika menggunakan
tes untuk menentukan efektifitas program. Umpamanya, May menemukan bahwa tes
achivement yang tersedia secara komersil khusus yang dibuat oleh Biro
Penelitian Distrik, digunakan untuk mendiagnosa secara khusus kelemahan sistem
dan untuk mengevaluasi kurikulum dan performance keseluruhan sistim. Di samping
itu tes digunakan untuk membuat keputusan tentang individu. Universitas juga
tidak ketinggalan membentuk lembaga khusus untuk melakukan evaluasi yang
diperlukan oleh negara bagian. Institut-institut ini dapat dianggap sebagai
pendahuluan dari pusat-pusat di universitas yang berdedikasi dalam bidang
evaluasi yang tumbuh pada tahun 1960-an dan 70-an di negara maju dan pada tahun
1980-an di negara berkembang. Di Indonesia pada umunya evaluasi dilakukan oleh
pusat-pusat atau lembaga penelitian.
Pada awal masa ini (1900 – 1930), evaluasi seringkali
disalahgunakan. Seringkalibeberapa penduduk setempat mengundang pakar-pakar
evaluasi untuk mengekposekelemahan-kelemahan lembaga-lembaga pendidikan dan
pengembangan masyarakat danmengusulkan saran-saran perbaikan. Padahal evaluasi
semestinya bukan hanya untuk melihatkelemahan program saja. Di samping itu,
hasil-hasil evaluasi yang bersifat objektifdipergunakan sebagai propoganda
untuk membendung meningkatnya kritik masyarakatterhadap lembaga-lembaga
pendidikan. Sangat disayangkan evaluator pada saat ini tidakmenyadari bahwa
survey untuk melakukan evaluasi dapat dan harus menghindaripenyalahgunaan dan
dilakukan untuk hal yang konstruktif, dikerjakan bekerja sama denganadvisor
setempat dan dirancang untuk menciptakan dukungan publik terhadap perubahanyang
tidak dikenal tetapi diperlukan.
3.
Masa
Tyler
Masa Tyler ini berlangsung sekitar tahun 1930 – 1945.
Dinamakan masa Tyler, karena pada masa itu pengaruh Tyler sangat besar dalam
bidang evaluasi pendidikan khususnya dalam bidang testing. Dia dianggap sebagai
“nabinya” evaluasi. Dia bekerja mulai dari mengkonsepsionalkan suatu pandangan
inovatif dalam bidang kurikulum dan evaluasi.Kurikulum ditempatkan sebagai satu
set pengalaman sekolah yang terencana secara luas.Dirangsang dan diterapkan
untuk menolong siswa dalam menguasai perilaku khusus. Istilahevaluasi
pendidikan diartikan mengukur seberapa jauh objektif program pengajaran
telahdicapai. Kemudian konsep ini pada tahun 1930-an digunakan oleh Tyler untuk
menolonginstruktur-instruktur di negara bagian OHIO Amerika Serikat untuk
meningkatkan kursus-kursusyang mereka organisir dan tes yang dipergunakan
mereka.
Tyler bergabungdan memimpin gerakan pendidikan progresif studi
evaluasi terhadap pembaharuan yang dikenal denganistilah ‘studi delapan tahun’
yang disponsori oleh Carnegia Corporation.Studi evaluasi yang dipimpin oleh
Tyler adalah studi yang terbesar dan pertama kalitentang perbedaan efektivitas
bermacam-macam tipe persekolahan.
Evaluasi adalah perbandingan antara hasil yang diharapkan
danhasil aktual. Evaluasi meliputi perbandingan antara hasil dengan objektif
program dan tidakperlu harus menggunakan design penelitian dengan biaya tinggi
dan membagi menjadikelompok eksperimen dan kontrol. Aspek yang dievaluasi
adalah hasil belajar bukan inputpengajaran dan organisasi sehingga tidak
memerlukan jastifikasi dari evaluator profesional.
Pada masa ini evaluasi untuk pendidikan nonformal sudah mulai
dikembangkan.Istilah fungsional literacy mulai dikenal pada waktu perang dunia
kedua. Tentara yang direkrut oleh Amerika Serikat dites kemampuan baca tulis
mereka yang diperlukan dalam melaksanakan tugas ketentaraan. Mereka yang belum
memiliki kemampuan baca tulis fungsional harus mengikuti training khusus baca
tulis.
4.
Masa
Innocence
Masa ‘innocence’ ini berlangsung antara tahun 1946 – 1957
atau disebut juga tahunmasa bodoh, khususnya di Amerika Serikat. Pada masa ini
keputusan, prasangka dan permusuhan sosial terjadi di daerah pedesaan dan
perkotaan. Tetapi tidak ada orang kulitputih yang memperhatikan keadaan ini
sebagai masalah sosial. Di samping itu, juga polahidup konsumtif dan penggunaan
sumber-sumber seperti itu suatu saat akan habis. Padamasa ini juga, pembangunan
industri dan militer secara besar-besaran dilaksanakan tanpamemperhatikan
konsekuensi-konsekuensi negatifnya.
Dalam bidang pendidikan, perluasan pemberian kesempatan
belajar, penambahanpersonal dan fasilitas dilaksanakan di Amerika Serikat dan
Inggris secara besar-besaran.Pembangunan dan peningkatan pendidikan mempunyai
dampak terhadap evaluasiprogram dan hasilnya. Pada masa ini pengembangan
teknik-teknik evaluasi telah tumbuhdengan pesat sejalan dengan perkembangan
dalam bidang teknologi. Dua macam designevaluasi telah berkembang dengan pesat
untuk eksperimen yang menggunakan kelompokkontrol dan design yang hanya
membandingkan antara hasil dan objektif.
Tahun 1954 Panitia dari AssosiasiIlmu Jiwa Amerika
menyiapkan rekomendasi untuk tes-tes kejiwaan dan teknik diagnostik.Tahun 1955
panitia-panitia dari AERA dan NCMUE menyiapkan rekomendasi teknis untuktes
achievement. Dua laporan ini menjadi basis untuk ‘Standars for Educational and
Psychological Tests and Manuals’ pada tahun 1965 yang direvisi pada tahun 1974
dengantitel baru ‘Standars for Educational ad Psycological Tests’.
Walaupun teknik evaluasi telah berkembang pesat, sedikit
sekali terdapat bukti bahwaevaluasi program telah dilaksanakan baik di
lembaga-lembaga pendidikan maupunpengembangan masyarakat. Walaupun sebagian
program ada yang dievaluasi, pendidik-pendidikformal dan pengelola pendidikan
nonformal jarang menggunakan hasil evaluasiuntuk perbaikan program. Anehnya,
masyarakat dan penyandang dana program tidakmenuntut laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan program dengan kata lain mereka acuhtak acuh.
5.
MasaEkspansi
Masa ini berlangsung sekitar tahun 1958 – 1972. Di awal
masa ini Amerika Serikatmengalami kekagetan dengan kemampuan Uni Soviet yang
mampu meluncurkan Sputinik Itahun 1959. Seperti yang dikatakan Popham (1974)
Amerika termasuk bangsa yang inginterbaik dalam segala hal. Karena itu mereka
perlu meninjau kembali sistem pendidikan yang menghasilkan tenaga-tenaga ahli
dan mengevaluasi mengapa sampai tertinggal dengan UniSoviet. Atas dasar ini
program matematika dan sains dimasukkan ke dalam kurikulum danbahkan menjadi
kurikulum utama dengan harapan bukan hanya sekedar mengejarketinggalan, tetapi
ingin melampaui Uni Soviet yang menjadi saingan utama mereka.
Dengan menggunakan model-model dan teknik evaluasi yang
sudah ada ternyata tidakmenolong pengembang-pengembang kurikulum, program
pendidikan dan pengembanganmasyarakat. Selain itu, hasil evaluasi bukan sebagai
respon terhadap pertanyaan-pertanyaanyang dikemukakan oleh orang-orang yang
ingin mengetahui efektifitas program. Paraevaluator menyadari masalah ini
setelah mereka dengan dana yang cukup besar dan dengancermat menerangkan teknik
evaluasi yang sudah ada pada saat itu dan menghasilkan sesuatuyang tidak
berguna untuk pengembangan kurikulum dan program-program lagi.
Cronbach menilai negatif pelaksanaan-pelaksanaan evaluasi
pada saat itu. Evaluasidinilai kurang relevan dan kurang bermanfaat dan
menyarankan kepada evaluator untukbanting dari model-model dan teknik evaluasi
yang sudah ada. Cronbach mengemukakangagasan tentang evaluasi yang lebih
komprehensif dari pada gagasan Tyler, yaitupengumpulan dan pengunaan informasi
untuk pengambilan keputusan tentang program pendidikan. Terdapat tiga macam tipe
keputusan menurut Cronbach : keputusan tentangperbaikan pendidikan, tentang
individu dan tentang peraturan administratif. Untuk membantupengambilan
keputusan, evaluasi harus meliputi studi proses, pengukuran kepandaian
dankecakapan, pengukuran sikap studi follow up. Perlu diperhatikan performance
siswa bukansatu-satunya kriteria untuk menentukan keberhasilan program.
Pandangan Cronbach menjadipemula untuk model-model evaluasi yang beriorentasi
kepada ‘decision facilitation’ baikuntuk program-program pendidikan maupun
pengembangan masyarakat.
Evaluasi meliputi output proses, input dan konteks dari program itu
sendiri.Evaluasi output termasuk evaluasi terhadap tujuan, hasil yang
diharapkan dan tidakdiharapkan.Evaluasi program tidak hanya terbatas untuk
pendidikan formal, tetapi sudah mulaidikembangkan teori-teori evaluasi yang
cocok untuk pendidikan nonformal seperti yang dikembangkan oleh Paulo Freire
dan Meziro W. Untuk evaluasi program pendidikannonformal banyak dikembangkan
teori-teori partisipator yang berasal dari penelitianpartisipatori dan evaluasi
demokratis yang semula diterapkan untuk pendidikan formal. Lebihjauh lagi,
teori-teori evaluasi dikembangkan dengan pesat tidak hanya di Amerika
Serikattetapi juga di Inggris seperti illmuminative evaluation yang
dikembangkan oleh Parlett danHamilton.
6.
MasaProfesionalisasi
Masa profesionalisasi berlangsung mulai tahun 1973 sampai
sekarang ini. Evaluasisudah tumbuh menjadi profesi tersendiri yang tidak sama
dengan penelitian dan testing.Walaupun teknik pengumpulan data dan penentuan sampel
mungkin saja penelitian tetapitingkat generalisasinya tidak sejauh penelitian,
khususnya dalam hal waktu dan instansinya.Dalam evaluasi program, tes mungkin
digunakan, tetapi penggunaannya hanya sebagaibagian dari evaluasi yang lazim
disebut dengan istilah produk.
Pada mulanya evaluator merasakan adanya krisis identitas.
Mereka tidak yakin apakahmereka harus masuk kubu peneliti, tester atau
administrator dan kualifikasi apa yang harusdimiliki. Tidak banyak majalah
evaluasi program yang dapat digunakan oleh evaluator untukbertukar hasil
evaluasi dan gagasan. Belum ada organisasi profesional yang berdedikasiterhadap
evaluasi sebagai disiplin tersendiri. Pada dasarnya belum ada buku literatur
evaluasiprogram kecuali sekedar masalah yang tidak diterbitkan. Lebih buruk
lagi, evaluasi banyakdilaksanakan oleh orang-orang yang bukan dipersiapkan
untuk itu (amatiran). Untukmengatasi krisis ini, evaluasi program perlu
diprofesionalisasikan. Majalah-majalahditerbitkan seperti Educational
Evaluation and Policy Analysis, Hindies in Evaluation, CEDRQuarterly,
Evaluation Review, New Direction for Program Evaluation dan lain-lain. Majalah
majalah ini menjadi alat efektif untuk merekam dan menyebarluaskan informasi
tentangevaluasi program.
Profesionalisasi evaluasi telah melahirkan hasil campuran
seperti yang dikemukakanoleh Madaus (1983). Pertama,
tidak diragukan adanya komunikasi yang lebih baik danintensif dalam bidang
evaluasi, di samping juga menimbulkan banyak gunjingan. Kedua,pada waktu terjadi peningkatan training dan kewenangan
evaluator untuk meyakinkan bahwalembaga-lembaga pemesan mendapat pelayanan dari
orang-orang yang qualified, beberapapengamat cemas bahwa pengembangan ini akan
menimbulkan klub yang ekslusif danberpandangan sempit. Ketiga, kerjasama di antara organisasi-organisasi profesional
yangbergerak dalam bidang evaluasi program pendidikan adalah suatu hal yang
positif, tetapi jugagampang buyar, untuk mempromosikan dan melaksanakan kerja
evaluasi yang berkualitastinggi. Keempat,
pembentukan organisasi-organisasi profesional baru telah meningkatkankomunikasi
antar evaluator dan mengurangi fragmentasi dalam bidang evaluasi.
Masalah lain yang mendasar adalah perbedaan antara pendekatan kualitatif
dankuantitatif dalam evaluasi program. Perbedaan bukan hanya sekedar teknik,
tetapi landasanfilosifis. Kualitatif berangkat dari subjectivitist epistemology
yang menempatkan kebenarantidak terlepas dari kontek dan pengetahuan adalah
persepsi dan pemahaman individuterhadap realita. Kuantitatif berangkat dari
objectivist epistemology yang menempatkankebenaran terlepas dari kontek. Karena
itu pengetahuan adalah realita yang terlepas daripersepsi individu. Evaluator
yang kurang awas seringkali menggabungkan dua teknik daripendekatan yang
berbeda ini dan akhirnya mungkin akan membuahkan hasil evaluasi
yangmenyesatkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
:
Dari masa ke masa
suatu teknik evaluasi program sedikit banyak telah mengalami perbaikan, melihat
dari kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang sehingga mengharuskan kita
sebagai pembuat program harus bisa melihat masalah, memperbaiki sistem, dan
mencarijalan keluar sehingga program akan dibuat dapat diterima oleh
masyarakat.
Rujukan
:
-
Imadiklus.com/evaluasi-program-pendidikan-luar-sekolah/
(Online) diakses pada: 09 September 2014
-
Sudjana,
Djudju. 2008. Evaluasi Program Pendidikan
Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar