Wellcome

Wellcome

Rabu, 03 Desember 2014

PROPOSAL EVALUASI PROGRAM KURSUR KUE - ROTI DAN MASAK “INDRA” DI MALANG Oleh: Afifatur Rosyidah 120141411475

1.              Latar Belakang Evalusi
         Dewasa ini, nama kursus sudah tidak asing lagi untuk di dengar. Banyaknya lembaga kursus dapat mempermudah peserta didik untuk memperoleh pembelajaran dalam waktu yang singkat dan cepat. Sesuai dengan definisinya, kursus adalah lempaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Kursus merupakan kegiatan belajar mengajar dengan waktu yang pendek dan hanya mempelajari satu keterampilan.
         Dalam kursus memasak ini, tutor atau pemberi materi adalah pemilik lembaga kursus ini. Setiap jenis program kursustidak selamanya efektif dan berjalan seperti tujuan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi program dari setiap jenis kursus yang ada di Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” ini.  Untuk menentukan seberapa jauh program tercapai, yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan sebelumnya.
              Menurut Arikunto (1999: 290) “Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program”. Ada beberapa pengertian tentang program, diantaranya program adalah kegiatan yang direncanakan dengan sengaja dan seksama. Jadi dengan demikian evaluasi program adalah rangkaian kegiaatan yang di rencanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program. Kegiatan evaluasi program dilakukan oleh penyusun atau pembuat program untuk mengukur apakah tujuan dari program tersebut sudah terlaksana atau belum terlaksana sama sekali. Biasanya jika tujuan program terlaksana pembuat program membuat tujuan baru yang sekiranya dapat membentuk evaluasi baru. Tetapi jika tujuan program tidak terlaksana maka pembuat program mencari penyebab ketidakberhasilan tersebut.
              Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa evaluasi perlu di lakukan di setiap kegiatan kursus dan di setiap jenis kursus yang di lakukan. Semua itu perlu dilakukan untuk seberapa jauh program kursus itu belangsung atau terlaksana, jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan program tersebut.

2.              Tujuan Evaluasi
a.              Untuk mengetahui apakah tujuan Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” yag di tetapkan telah tercapai dalam kegiatan kursus tersebut.
b.              Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” tersebut.
c.              Untuk memberikan obyektifitas peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” tersebut.
d.              Pengukuran untuk menentukan kuantitas peserta didik.

3.              Aspek-aspek yang di Evaluasi
Aspek evaluasi pada program ini ada tiga jenis, yaitu :
1)      Aspek Kognitif (Kemampuan)
Kemampuan peserta didik yang akan mengikuti proram kursus tersebut. Di bedakan dengan jenis kursus apa yang akan di ikutinya. Misalnya, peserta didik memiliki kemampuan dalam bidan membaut kue, maka si peserta didik mengampil program kusrus yang berjenis penbuatan-pembuatan kue. Untuk menambah penetahuan tentang pembuatan kue. Biasanya alat evaluasi ini berupa test kemampuan peserta didik yang berhubungan dengan jenis kursus yang di ambil.
2)      Aspek Psikomotorik (Kepribadian)
Kpribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang , yang menampakkan bentuk dari tingkah lakunya. Sebelum mengikuti program kursus tersebut, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu di evaluasi kepribadiannya masing-masing. Biasanya alat evaluasi yang di gunakan dalam aspek ini yakni dengan test kepribadian.
3)      Aspek Afektif (Sikap)
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang menonjol dari diri manusia.

4.              Metode
a.              Rancangan Evaluasi
Rancangan Evaluasi Program ada 8, yakni :
1)        Goal Oriated Evaluation (Tyler)
Suatu model evaluasi berorientasi tujuan : (1) Pencapaian tujuan pendidikan; (2) Indikator ditujukan pada prestasi belajar siswa, kinerja guru, efektifitas pembelajaran guru; (3) Hasil pengukuran menggambarkan berhasil atau tidaknya program; (4) Hasil pengukuran dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum dilaksanakan program; dan (5) Evaluasi berdasarkan tujuan melihat pencapaian tujuan yang akan di evaluasi dengan criteria/standar.
2)        Goal-Free Evaluation (Michal Scriven)
Merupakan evaluasi yang tidak didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari program tujuan dan program kegiatan. Evaluator tidak terfokus pada tujuan melainkan lebih memfokuskan pada konsumen tentang perilaku dan dan barang yang dihasilkan.
3)        Formatif – Sumatif (Michal Scriven)
Kita sering mendengar kata formatif, secara umum formatif sama maknanya dengan pengembangan. Sedangkan definisi formatif adalah suatu proses pengumpulan data untuk menentukan keberhasilan, atau menilai tentang kelebihan dan kelemahan suatu media pembelajaran tersebut masih dalam tahap pengembangan. Kekuatan dan kelemahan yang teridentifikasi melalui evaluasi formatif kemudian digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan.
Sedangkan eva;uasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana  peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya.
4)        Countenence Evaluation Model (Stake)
Evaluasi yang memfokuskan pada program pendidikan untuk mengidentifikasi tahapan proses pendidikan. Model ini sama dengan CIPP dan CSE, dimana ketiganya cenderung komperhensip dan mulai dari proses evaluasi selama tahap perencanaan dari pengembangan program.
5)        Responsive Evaluation (Stake)
Model evaluasi responsif adalah unruk memberikan layanan pada klien, membuat pernyataan komprehensif tentang program apa yang menj
6)        CIPP Evalution (Daniel L Stuffle)
Context Input Ptoses Product (CIPP) adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani.
7)        CSE – UCLA Evaluation Model (Centre for the study of evolution)
Termasuk kategori evaluasi yang komperhensif, hampir sama dengan model CIPP. Terbagi dalam 5 tahapan : perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, hasil dan dampak.
8)        DEM (Discrepancy Evaluation Model) (Provus)
Model ini untuk : (1) Mengidentifikasi adanya kesenjangan dengan cara membandingkan antara kondisi saat ini dengan indikator kinerja (kinerja yang diharapkan); (2) Mencari hubungan antara dua variabel atau lebih agar tampak keterkaitan/kecenderungan antara variabel-variabel tersebut; dan (3) Mengkontraskan variabel-variabel tersebut agar tampak perbedaan yang signifikan antara variabel-variabel yang memiliki masalah yang berarti.
b.                   Populasi dan sampel
1)                   Orang dewasa yang produktif
Program pendidikan kursus yang di rancang untuk peserta disik dewasa 17 tahun ke atas. Program pendidikannya terbagi menjadi 2, yaitu
a)                   Professional
Program pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang sudah profesional ataupun wiraisahawan restourant atau bahkan pemilik restourant ataupun toko-toko kue dan roti. Yang ingin lebih memperluas wawasannya di dunia tata boga. Dalam pembelajaran ini mempelajari teori dan praktek.
b)                   Regular
Program pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang ingin belajar membuat kue – roti dan memasak secara cepat, bagi peserta didik yang ingin menguasai bidang tata boga. Waktu pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama, melainkan hanya butuh waktu 1 hari. Dalam pembelajaran ini juga mempelajari teori dan praktek.
2)                   Anak-anak
Program pendidikan kursus yang dirancang untuk peserta didik anak-anak, yang ingin mengetahui bahan-bahan pembuatan kue-roti dan masakan yang masih ringan-ringan untuk melatih kemampuan.
c.                   Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan disini yakni, teknik observasi dan wawancara.
1)                   Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, onjektif dan rasional mengenai berbagai fenomena yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dan mengukur faktor-faktor yang diamati khususnya kecakapan sosial.
2)                   Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrument evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung tanpa alat perantara maupun secara tidak langsung.

d.                   Teknik analisis data dalam Evaluasi Program
Dalam penelitian data dibagi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Dalam menganalisis dan mengelola data kuantitatif hendaknya dilakukan dengan tabulasi data. Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara, pertama statistik deskriptif yaitu suatu tekhnik pengelolaan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan yang di amati. Kedua, statistik inferensial yaitu yang mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data dan akan berlaku bagi keseluruhan atau induk dari data tersebut.
Tidak semua data di lapangan berbentuk simbol-simbol yang bisa di kuantifikasi dan di hitung secara matematis. Ada kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi menjadi numeric sehingga data jenis ini hanya dapat dilakukan dengan analisis kualitatif dapat memalui tahap-tahap berikut : dengan mereduksi atau menyaingi data, display data, menafsirkan data, menyimpulkan dan vertifikasi, meningkatkan keabsahan hasil, dan narasi hasil.

Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsini. 1999. Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Karim, Abdul. 2013. Evaluasi Program (Kurikuluk dan Pembelajaran). http://karimnyalina.blogspot.com (28-10-2014) 14.00
Khotimah, Husnul. 2010. Model dan Rancangan Evaluasi Program. http://husnulkhotimah5.blogspot.com (02-11-2014) 10.00




LAMPIRAN
(Lampiran 1)

Profil Kursus Kue - Roti dan Masakan “Indra” di Malang
(Afifatur Rosyidah)

1.                   Latar Belakang program
   Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” didirikan oleh Ibu Vonny Indrawati Mulyono pada tahun 1974. Usaha ini merupakan hasil pengembangan usaha rumah tangga yang telah berjalan sejak tahun 1968. Ibu Vonny menyukai dunia kuliner sejak dari kecil. Sejak SD ibu Vonny sudah suka memasak apalagi didukung oleh lingkungan keluarga yang memiliki usaha menerima pesanan. Ibu Vonny semakin mengembangkan keingintahuannya akan dunia kuliner dengan mempelajari kuliner hingga keluar negeri seperti Negara Paman Sam (Amerika Serikat), Australia, negara-negara Asia hingga ke Eropa.
  Profesi yang dijalaninya hingga saat ini merupakan suatu perjalanan panjang yang ada telah ditekuni selama 45 tahun. Selain membuka Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” ibu Vonny juga sering menjadi konsultan bisnis bagi para pengusaha yang ingin membuka usaha dibidang kuliner seperti restaurant hingga pabrik penghasil produk kuliner. Dan beliau sudah menjadi konsultan bisnis tidak hanya dalam negeri tetapi juga dalam negeri. Ketekunan dan dedikasinya terhadap kuliner tidak bisa diragukan lagi.
  Naruli terjun ke dalam dunia kuliner khususnya bakery ternyata tak menciutkan nyalinya untuk terus berkembang. Tak pernah terpikir olenya bahwa ia telah menjadi seorang pakar yang sering diundang dari kota ke kota bahkan ke luar negeri. Seperti yang dituturkan ibu Vonny Indrawati Mulyono, pengajar kuliner dari tempat Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” berikut. Kendati usianya sudah lebih dari separuh abad, namun perjalanan karir wanita kelahiran dan besar di Malang, Jawa Timur ini cukup meroket. Ia adalah Vonny Indrawati Mulyono (61 th), ibu dengan 2 putra dan putriyang berperan sebagai Owner, Food Specialist hingga Consultant. Ibu Vonny adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara.
Perkenalan Vonny dengan dunia bakery diawali dari rumah. Wanita pemilik tempat Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” ini menceritakan tentang awal kecintaannya pada dunia bakery yang ternyata diturunkan dari sang nenek dan ayah.
  “Sejak kecil, kira-kira masih duduk di bangku SD, saya memang suka sekali masak. Apalagi lingkungan tempat tinggal saya memang mendukung, karena nenek dan ayah saya membuka usaha pesanan masakan, seperti kue-kue  ataupun masakan. Sedikit demi sedikit saya juga ikut belajar memasak dari nenek dan ayah. Waktu kecil saya masih ingat, karena ingin bisa membuat makanan, maka kue yang pertama kali saya buat adalah warmball, semacam roti manis tanpa isi. Yang menarik dari kue ini adalah resepnya, karena saya harus berjuang untuk mencari resep kue dari ayah yang selalu menyimpannya rapi di lemari khusus”.
              Vonny kecil terbilang sangatlah tomboy. Kegemarannya bermain layangan dan bergaul dengan teman laki-laki tak membuat naluri berkreasi di dapur menjadi pupus. Walaupun sejak kecil cita-citanya ingin bergabung dalam korups Angkatan Laut, namun harapan itu harus sirna karena ditentang oleh sang ayah. “Keluarga saya menginginkan saya kelak bekerja sesuai kodrat saya sebagai wanita. Untung saja hobi saya suka bikin kue masih melekat di otak. Jadi saya tidak perlu repot-repot atau terpaksa untuk menuruti perintah orang tua”.
              Ibu Vonny adalah seorang pakar baking & cooking yang sering di undang ke berbagai kota di seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai ke Mancanegara. Dari pengalaman dan pendidikan yang dilaluinya dengan bepergian ke luar negeri  seperti negara-negara Asia, Australia, Amerika, hingga ke Eropa, selalu menjadi aktifitas yang harus dijalaninya. Ibu Vonny mengaku ,endapatkan guru baik selama berada tempat tersebut. Ia pun menyadari bahwa dimanapun  ia berada, ia akan selalu belajar untuk kelanjutan dan kemajuan karirnya di bidang baking & cooking.
       Kursus kue – roti dan masakan “INDRA” ini menerima dan membuka :
a.              Kursus harian dan private
b.              Kursus paket catering ragular
c.              Kursus paket intensive catering profesional
d.              Kursus paket menghias kue ulang tahun pengantin
e.              Paket wirausaha
f.              Paket pilihan untuk group, arisan dan lain-lain
g.              Kelas kiddies di hari minggu untuk anak-anak
2.              Alamat
Kursus Kue – Roti dan Masakan “INDRA”
Jl. Trunojoyo No.22
Malang
Jawa Timur
Phone  : 0341 – 328798 / 320278
Flexi    : 0341 – 9896242
Fax      : 0341 – 328798
Email        : indra_cake@yahoo.com
Fb             : www.facebook.com / indra.ibuvonny
3.              Visi dan Misi
Visi dari lembaga Kursus Kue – Roti dan Masakan “INDRA” yakni, sebagai berikut :
Untuk meningkatkan dan tetap fokus dalam industri kue – roti dan masakan, serta menjadi pusat belajar memodifikasi kue – roti dan makanan.
Misi dari lembaga Kursus Kue – Roti dan Masakan “INDRA” yakni, sebagai berikut :
Untuk meningkatkan, karir, bisnis, wirausahawan dengan pengetahuan dan cara yang tepat dalam pembuatan kue – roti maupun makanan.
4.              Tujuan
a.              Mengenalkan dunia kue-roti dan memasak, sehingga memasak menjadi aktivitas yang menyenangkan.
b.              Mendidik peserta agar dapat berwirausaha.
c.              Mengajarkan seni keterampilan dalam bidang memasak bagi individu yang memiliki minat dan bakat dalam memasak dan membuat kue.
5.              Materi
Materi yang di berikan dalam kursus ini disesuaikan dengan jenis pembuatan kue apa yang peserta didik ikuti.
6.              Peserta / Client
a.              Orang dewasa yang produktif
Program pendidikan kursus yang di rancang untuk peserta disik dewasa 17 tahun ke atas. Program pendidikannya terbagi menjadi 2, yaitu
1)            Professional
Program pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang sudah profesional ataupun wiraisahawan restourant atau bahkan pemilik restourant ataupun toko-toko kue dan roti. Yang ingin lebih memperluas wawasannya di dunia tata boga. Dalam pembelajaran ini mempelajari teori dan praktek.
2)            Regular
Program pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang ingin belajar membuat kue – roti dan memasak secara cepat, bagi peserta didik yang ingin menguasai bidang tata boga. Waktu pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama, melainkan hanya butuh waktu 1 hari. Dalam pembelajaran ini juga mempelajari teori dan praktek.
b.            Anak-anak
Program pendidikan kursus yang dirancang untuk peserta didik anak-anak, yang ingin mengetahui bahan-bahan pembuatan kue-roti dan masakan yang masih ringan-ringan untuk melatih kemampuan.
7.              Narasumber
Dbp. Ibu Vonny Indrawati Mulyono
8.              Jadwal Bulan November 2014
a.              Senin, 03 November 2014 “Aneka Gint Cookies”
b.              Selasa, 04 November 2014 “Aneka Bolu Kukus Khas Indonesia Panggang/Kukus”
c.              Rabu, 05 November 2014 “Aneka Roti Bluder Gaya Baru”
d.              Kamis, 06 November 2014 “Aneka Taiwan Chiffon Cake”
e.              Jum’at, 07 November 2014 “Present Gift Roll Cake yang Anggun”
f.              Sabtu, 08 November 2014 “Aneka Donut Tradisional/Silky Donut (Modifikasi Baru)”
g.              Minggi, 09 November 2014 “Creampuff / Soes Ala Bakery”
h.              Senin, 10 November 2014 “Aneka Crispy Fried Chicken Manca Negara Ke II”
i.              Selasa, 11 November 2014 “Aneka Portuguese Egg Tart Modern Asin & Manis”
j.              Kamis, 20 November 2014 “Aneka Masakan Bebek Pilihan Terpopuler II”
k.              Jum’at, 21 November 2014 “Home Industri Kelas Khusus Wirausaha”
l.              Sabtu, 22 November 2014 “Aneka Mini Modern Bakery / Roti Unyil”
m.              Minggu, 23 November 2014 “Aneka Chocholate Candy / Truffle Ala Prancis”
n.              Senin-Selasa, 24-25 November 2014 “Aneka Kue Kering Jumbo Terbaru”
o.              Rabu, 26 November 2014 “Aneka Kue Basah Modern dan Tradisional”
p.              Kamis, 27 November 2014 “Home Industri-Kelas Wirausaha-Teori dan Praktek”
q.              Jum’at, 28 November 2014 “Home Industri-Kelas Khusus Wirausaha-Teori dan Praktek”
r.              Sabtu, 29 November 2014 “Aneka Minuman Cafe Modern”
s.              Minggu, 30 November 2014 “Indra Backing & Cooking Club (BCC)”
t.              Senin, 01 Desember 2014 “Aneka Empek-Empek Palembang Asli”
9.              Metode
Metode dalam Kursus Kue – Roti dan Masakan “INDRA” menggunakan dua metode, yakni teori dan praktek.
(Lampiran 2)
Laporan Evaluasi Program
A.           Tujuan
Tujuan dari evaluasi program ini adalah untuk mengetahui apakah tujuan Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” yag di tetapkan telah tercapai dalam kegiatan kursus tersebut, untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” tersebut, untuk memberikan obyektifitas peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” tersebut, dan untuk mengukuran dan menentukan kuantitas peserta didik.
B.            Jadwal
Jadwal yang harus di evaluasi yakni dari waktu pelaksanaan, waktu pelaksanaan terlalu singkat sehingga pembelajaran tidak begitu efektif, dan juga pembelajaran tidak secara individu melainkan banyak orang yang mengikuti kursus tersebut. Tidak adanya tindak lanjut dari kursus tersebut, pemilik program atau pemilik kursus tidak dapat mengukur keberhasilan kedepannya, melainkan hanya dapat mengukur keberhasilan dalam waktu pelaksanaan kursus tersebut. Sehingga jadwal perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk mengetahui dan mengukur kemampuan peserta didik.
C.           Peserta
Yang perlu di evaluasi pada peserta yakni, peserta disini yakni peserta yang hanya memiliki ekonomi yang tinggi. Karena mahalnya biaya, maka peserta didik hanya dari kalangan atas. Untuk kalangan menengah kebawah jarang yang mengikuti kursus tersebut karena faktor biaya.dalam kursus tersebut, pengukuran kemampuan peserta hanya pada waktu kursus saja, tidak ada tindak lanjutnya. Maka dari itu peserta harus di evaluasi dari segi apapun yang berkaitan dengan kursus.
Kesimpulan

          Dari program kursus tersebut diatas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa masih belum adanya evaluasi lebih lanjut yang ada di program kursus ini. Sehingga perlu adanya evaluasi untuk mengukur kemampuan dan keberhasilannya. Evaluasi yang di lakukan yaitu meliputi tujuan dari suatu evaluasi, jadwal yang perlu di evaluasi dan juga peserta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar