1.
Latar Belakang Evalusi
Dewasa
ini, nama kursus sudah tidak asing lagi untuk di dengar. Banyaknya lembaga
kursus dapat mempermudah peserta didik untuk memperoleh pembelajaran dalam
waktu yang singkat dan cepat. Sesuai dengan definisinya, kursus adalah lempaga
pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Kursus merupakan
kegiatan belajar mengajar dengan waktu yang pendek dan hanya mempelajari satu
keterampilan.
Dalam
kursus memasak ini, tutor atau pemberi materi adalah pemilik lembaga kursus
ini. Setiap jenis program kursustidak selamanya efektif dan berjalan seperti
tujuan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi program dari setiap jenis kursus
yang ada di Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” ini. Untuk menentukan seberapa jauh program
tercapai, yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang telah dirumuskan dalam
tahap perencanaan sebelumnya.
Menurut
Arikunto (1999: 290) “Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program”. Ada beberapa
pengertian tentang program, diantaranya program adalah kegiatan yang
direncanakan dengan sengaja dan seksama. Jadi dengan demikian evaluasi program
adalah rangkaian kegiaatan yang di rencanakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan dari suatu program. Kegiatan evaluasi program dilakukan oleh
penyusun atau pembuat program untuk mengukur apakah tujuan dari program
tersebut sudah terlaksana atau belum terlaksana sama sekali. Biasanya jika
tujuan program terlaksana pembuat program membuat tujuan baru yang sekiranya
dapat membentuk evaluasi baru. Tetapi jika tujuan program tidak terlaksana maka
pembuat program mencari penyebab ketidakberhasilan tersebut.
Dari
penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa evaluasi perlu di lakukan di
setiap kegiatan kursus dan di setiap jenis kursus yang di lakukan. Semua itu
perlu dilakukan untuk seberapa jauh program kursus itu belangsung atau
terlaksana, jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan program tersebut.
2.
Tujuan Evaluasi
a.
Untuk
mengetahui apakah tujuan Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” yag di tetapkan
telah tercapai dalam kegiatan kursus tersebut.
b.
Untuk
mengetahui kemampuan peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan masakan
“INDRA” tersebut.
c.
Untuk
memberikan obyektifitas peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan
masakan “INDRA” tersebut.
d.
Pengukuran
untuk menentukan kuantitas peserta didik.
3.
Aspek-aspek yang di Evaluasi
Aspek evaluasi pada
program ini ada tiga jenis, yaitu :
1)
Aspek
Kognitif (Kemampuan)
Kemampuan peserta didik yang akan mengikuti proram
kursus tersebut. Di bedakan dengan jenis kursus apa yang akan di ikutinya.
Misalnya, peserta didik memiliki kemampuan dalam bidan membaut kue, maka si
peserta didik mengampil program kusrus yang berjenis penbuatan-pembuatan kue.
Untuk menambah penetahuan tentang pembuatan kue. Biasanya alat evaluasi ini
berupa test kemampuan peserta didik yang berhubungan dengan jenis kursus yang
di ambil.
2)
Aspek
Psikomotorik (Kepribadian)
Kpribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri
seseorang , yang menampakkan bentuk dari tingkah lakunya. Sebelum mengikuti
program kursus tersebut, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu di
evaluasi kepribadiannya masing-masing. Biasanya alat evaluasi yang di gunakan
dalam aspek ini yakni dengan test kepribadian.
3)
Aspek
Afektif (Sikap)
Sikap
pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala
atau gambaran kepribadian yang menonjol dari diri manusia.
4.
Metode
a.
Rancangan
Evaluasi
Rancangan
Evaluasi Program ada 8, yakni :
1)
Goal
Oriated Evaluation (Tyler)
Suatu
model evaluasi berorientasi tujuan : (1) Pencapaian tujuan pendidikan; (2) Indikator
ditujukan pada prestasi belajar siswa, kinerja guru, efektifitas pembelajaran
guru; (3) Hasil pengukuran menggambarkan berhasil atau tidaknya program; (4)
Hasil pengukuran dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum
dilaksanakan program; dan (5) Evaluasi berdasarkan tujuan melihat pencapaian
tujuan yang akan di evaluasi dengan criteria/standar.
2)
Goal-Free
Evaluation (Michal Scriven)
Merupakan
evaluasi yang tidak didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari program
tujuan dan program kegiatan. Evaluator tidak terfokus pada tujuan melainkan
lebih memfokuskan pada konsumen tentang perilaku dan dan barang yang
dihasilkan.
3)
Formatif
– Sumatif (Michal Scriven)
Kita
sering mendengar kata formatif, secara umum formatif sama maknanya dengan pengembangan.
Sedangkan definisi formatif adalah suatu proses pengumpulan data untuk
menentukan keberhasilan, atau menilai tentang kelebihan dan kelemahan suatu
media pembelajaran tersebut masih dalam tahap pengembangan. Kekuatan dan
kelemahan yang teridentifikasi melalui evaluasi formatif kemudian digunakan
sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan.
Sedangkan
eva;uasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setap akhir satu satuan
waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan dan dimaksudkan
untuk mengetahui sejauhmana peserta
didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya.
4)
Countenence
Evaluation Model (Stake)
Evaluasi
yang memfokuskan pada program pendidikan untuk mengidentifikasi tahapan proses
pendidikan. Model ini sama dengan CIPP dan CSE, dimana ketiganya cenderung
komperhensip dan mulai dari proses evaluasi selama tahap perencanaan dari
pengembangan program.
5)
Responsive
Evaluation (Stake)
Model
evaluasi responsif adalah unruk memberikan layanan pada klien, membuat pernyataan
komprehensif tentang program apa yang menj
6)
CIPP
Evalution (Daniel L Stuffle)
Context
Input Ptoses Product (CIPP) adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani.
7)
CSE
– UCLA Evaluation Model (Centre for the study of evolution)
Termasuk
kategori evaluasi yang komperhensif, hampir sama dengan model CIPP. Terbagi
dalam 5 tahapan : perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, hasil dan dampak.
8)
DEM
(Discrepancy Evaluation Model) (Provus)
Model
ini untuk : (1) Mengidentifikasi adanya kesenjangan dengan cara membandingkan
antara kondisi saat ini dengan indikator kinerja (kinerja yang diharapkan); (2)
Mencari hubungan antara dua variabel atau lebih agar tampak
keterkaitan/kecenderungan antara variabel-variabel tersebut; dan (3)
Mengkontraskan variabel-variabel tersebut agar tampak perbedaan yang signifikan
antara variabel-variabel yang memiliki masalah yang berarti.
b.
Populasi
dan sampel
1)
Orang
dewasa yang produktif
Program
pendidikan kursus yang di rancang untuk peserta disik dewasa 17 tahun ke atas.
Program pendidikannya terbagi menjadi 2, yaitu
a)
Professional
Program
pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang sudah profesional ataupun
wiraisahawan restourant atau bahkan pemilik restourant ataupun toko-toko kue
dan roti. Yang ingin lebih memperluas wawasannya di dunia tata boga. Dalam
pembelajaran ini mempelajari teori dan praktek.
b)
Regular
Program
pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang ingin belajar membuat kue –
roti dan memasak secara cepat, bagi peserta didik yang ingin menguasai bidang
tata boga. Waktu pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama, melainkan hanya
butuh waktu 1 hari. Dalam pembelajaran ini juga mempelajari teori dan praktek.
2)
Anak-anak
Program
pendidikan kursus yang dirancang untuk peserta didik anak-anak, yang ingin
mengetahui bahan-bahan pembuatan kue-roti dan masakan yang masih ringan-ringan
untuk melatih kemampuan.
c.
Teknik
pengumpulan data
Teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan disini yakni, teknik observasi dan
wawancara.
1)
Observasi
Observasi
merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
onjektif dan rasional mengenai berbagai fenomena yang bertujuan untuk
mengumpulkan data atau informasi dan mengukur faktor-faktor yang diamati
khususnya kecakapan sosial.
2)
Wawancara
Wawancara
merupakan salah satu bentuk instrument evaluasi jenis non tes yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung tanpa alat perantara
maupun secara tidak langsung.
d.
Teknik
analisis data dalam Evaluasi Program
Dalam penelitian data
dibagi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Dalam menganalisis dan
mengelola data kuantitatif hendaknya dilakukan dengan tabulasi data. Analisis
data kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara, pertama statistik deskriptif
yaitu suatu tekhnik pengelolaan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis
kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan yang di amati. Kedua,
statistik inferensial yaitu yang mencakup metode-metode yang berhubungan dengan
analisis sebagian data dan akan berlaku bagi keseluruhan atau induk dari data
tersebut.
Tidak semua data di
lapangan berbentuk simbol-simbol yang bisa di kuantifikasi dan di hitung secara
matematis. Ada kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi menjadi
numeric sehingga data jenis ini hanya dapat dilakukan dengan analisis
kualitatif dapat memalui tahap-tahap berikut : dengan mereduksi atau menyaingi
data, display data, menafsirkan data, menyimpulkan dan vertifikasi,
meningkatkan keabsahan hasil, dan narasi hasil.
Daftar
Rujukan
Arikunto,
Suharsini. 1999. Dasar Evaluasi
Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Karim, Abdul.
2013. Evaluasi Program (Kurikuluk dan
Pembelajaran). http://karimnyalina.blogspot.com (28-10-2014) 14.00
Khotimah,
Husnul. 2010. Model dan Rancangan
Evaluasi Program. http://husnulkhotimah5.blogspot.com (02-11-2014) 10.00
LAMPIRAN
(Lampiran 1)
Profil Kursus Kue - Roti dan Masakan
“Indra” di Malang
(Afifatur Rosyidah)
1.
Latar Belakang program
Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” didirikan oleh Ibu Vonny
Indrawati Mulyono pada tahun 1974. Usaha ini merupakan hasil pengembangan usaha
rumah tangga yang telah berjalan sejak tahun 1968. Ibu Vonny menyukai dunia
kuliner sejak dari kecil. Sejak SD ibu Vonny sudah suka memasak apalagi
didukung oleh lingkungan keluarga yang memiliki usaha menerima pesanan. Ibu
Vonny semakin mengembangkan keingintahuannya akan dunia kuliner dengan
mempelajari kuliner hingga keluar negeri seperti Negara Paman Sam (Amerika
Serikat), Australia, negara-negara Asia hingga ke Eropa.
Profesi yang dijalaninya hingga saat ini merupakan
suatu perjalanan panjang yang ada telah ditekuni selama 45 tahun. Selain
membuka Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” ibu Vonny juga sering menjadi
konsultan bisnis bagi para pengusaha yang ingin membuka usaha dibidang kuliner
seperti restaurant hingga pabrik penghasil produk kuliner. Dan beliau sudah
menjadi konsultan bisnis tidak hanya dalam negeri tetapi juga dalam negeri.
Ketekunan dan dedikasinya terhadap kuliner tidak bisa diragukan lagi.
Naruli terjun ke dalam dunia kuliner khususnya
bakery ternyata tak menciutkan nyalinya untuk terus berkembang. Tak pernah
terpikir olenya bahwa ia telah menjadi seorang pakar yang sering diundang dari
kota ke kota bahkan ke luar negeri. Seperti yang dituturkan ibu Vonny Indrawati
Mulyono, pengajar kuliner dari tempat Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” berikut.
Kendati usianya sudah lebih dari separuh abad, namun perjalanan karir wanita
kelahiran dan besar di Malang, Jawa Timur ini cukup meroket. Ia adalah Vonny
Indrawati Mulyono (61 th), ibu dengan 2 putra dan putriyang berperan sebagai Owner, Food Specialist hingga Consultant.
Ibu Vonny adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara.
Perkenalan Vonny
dengan dunia bakery diawali dari rumah. Wanita pemilik tempat Kursus kue, roti
dan masakan “INDRA” ini menceritakan tentang awal kecintaannya pada dunia
bakery yang ternyata diturunkan dari sang nenek dan ayah.
“Sejak kecil, kira-kira masih duduk di bangku
SD, saya memang suka sekali masak. Apalagi lingkungan tempat tinggal saya
memang mendukung, karena nenek dan ayah saya membuka usaha pesanan masakan,
seperti kue-kue ataupun masakan. Sedikit
demi sedikit saya juga ikut belajar memasak dari nenek dan ayah. Waktu kecil
saya masih ingat, karena ingin bisa membuat makanan, maka kue yang pertama kali
saya buat adalah warmball, semacam roti manis tanpa isi. Yang menarik dari kue
ini adalah resepnya, karena saya harus berjuang untuk mencari resep kue dari
ayah yang selalu menyimpannya rapi di lemari khusus”.
Vonny
kecil terbilang sangatlah tomboy. Kegemarannya bermain layangan dan bergaul
dengan teman laki-laki tak membuat naluri berkreasi di dapur menjadi pupus.
Walaupun sejak kecil cita-citanya ingin bergabung dalam korups Angkatan Laut,
namun harapan itu harus sirna karena ditentang oleh sang ayah. “Keluarga saya
menginginkan saya kelak bekerja sesuai kodrat saya sebagai wanita. Untung saja
hobi saya suka bikin kue masih melekat di otak. Jadi saya tidak perlu
repot-repot atau terpaksa untuk menuruti perintah orang tua”.
Ibu
Vonny adalah seorang pakar baking & cooking yang sering di undang ke
berbagai kota di seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai ke Mancanegara. Dari
pengalaman dan pendidikan yang dilaluinya dengan bepergian ke luar negeri seperti negara-negara Asia, Australia,
Amerika, hingga ke Eropa, selalu menjadi aktifitas yang harus dijalaninya. Ibu
Vonny mengaku ,endapatkan guru baik selama berada tempat tersebut. Ia pun
menyadari bahwa dimanapun ia berada, ia
akan selalu belajar untuk kelanjutan dan kemajuan karirnya di bidang baking
& cooking.
Kursus kue – roti dan masakan “INDRA” ini
menerima dan membuka :
a.
Kursus
harian dan private
b.
Kursus
paket catering ragular
c.
Kursus
paket intensive catering profesional
d.
Kursus
paket menghias kue ulang tahun pengantin
e.
Paket
wirausaha
f.
Paket
pilihan untuk group, arisan dan lain-lain
g.
Kelas
kiddies di hari minggu untuk anak-anak
2.
Alamat
Kursus Kue – Roti dan Masakan “INDRA”
Jl. Trunojoyo No.22
Malang
Jawa Timur
Phone
: 0341 – 328798 / 320278
Flexi
: 0341 – 9896242
Fax : 0341 – 328798
3.
Visi dan Misi
Visi dari lembaga Kursus Kue – Roti dan
Masakan “INDRA” yakni, sebagai berikut :
Untuk meningkatkan dan tetap fokus dalam industri
kue – roti dan masakan, serta menjadi pusat belajar memodifikasi kue – roti dan
makanan.
Misi dari lembaga Kursus Kue – Roti dan
Masakan “INDRA” yakni, sebagai berikut :
Untuk meningkatkan, karir, bisnis, wirausahawan
dengan pengetahuan dan cara yang tepat dalam pembuatan kue – roti maupun
makanan.
4.
Tujuan
a.
Mengenalkan
dunia kue-roti dan memasak, sehingga memasak menjadi aktivitas yang
menyenangkan.
b.
Mendidik
peserta agar dapat berwirausaha.
c.
Mengajarkan
seni keterampilan dalam bidang memasak bagi individu yang memiliki minat dan
bakat dalam memasak dan membuat kue.
5.
Materi
Materi
yang di berikan dalam kursus ini disesuaikan dengan jenis pembuatan kue apa
yang peserta didik ikuti.
6.
Peserta / Client
a.
Orang
dewasa yang produktif
Program
pendidikan kursus yang di rancang untuk peserta disik dewasa 17 tahun ke atas.
Program pendidikannya terbagi menjadi 2, yaitu
1)
Professional
Program
pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang sudah profesional ataupun
wiraisahawan restourant atau bahkan pemilik restourant ataupun toko-toko kue
dan roti. Yang ingin lebih memperluas wawasannya di dunia tata boga. Dalam
pembelajaran ini mempelajari teori dan praktek.
2)
Regular
Program
pendidikan yang di rancang untuk peserta didik yang ingin belajar membuat kue –
roti dan memasak secara cepat, bagi peserta didik yang ingin menguasai bidang
tata boga. Waktu pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama, melainkan hanya
butuh waktu 1 hari. Dalam pembelajaran ini juga mempelajari teori dan praktek.
b.
Anak-anak
Program
pendidikan kursus yang dirancang untuk peserta didik anak-anak, yang ingin
mengetahui bahan-bahan pembuatan kue-roti dan masakan yang masih ringan-ringan
untuk melatih kemampuan.
7.
Narasumber
Dbp.
Ibu Vonny Indrawati Mulyono
8.
Jadwal Bulan November 2014
a.
Senin,
03 November 2014 “Aneka Gint Cookies”
b.
Selasa,
04 November 2014 “Aneka Bolu Kukus Khas Indonesia Panggang/Kukus”
c.
Rabu,
05 November 2014 “Aneka Roti Bluder Gaya Baru”
d.
Kamis,
06 November 2014 “Aneka Taiwan Chiffon Cake”
e.
Jum’at,
07 November 2014 “Present Gift Roll Cake yang Anggun”
f.
Sabtu,
08 November 2014 “Aneka Donut Tradisional/Silky Donut (Modifikasi Baru)”
g.
Minggi,
09 November 2014 “Creampuff / Soes Ala Bakery”
h.
Senin,
10 November 2014 “Aneka Crispy Fried Chicken Manca Negara Ke II”
i.
Selasa,
11 November 2014 “Aneka Portuguese Egg Tart Modern Asin & Manis”
j.
Kamis,
20 November 2014 “Aneka Masakan Bebek Pilihan Terpopuler II”
k.
Jum’at,
21 November 2014 “Home Industri Kelas Khusus Wirausaha”
l.
Sabtu,
22 November 2014 “Aneka Mini Modern Bakery / Roti Unyil”
m.
Minggu,
23 November 2014 “Aneka Chocholate Candy / Truffle Ala Prancis”
n.
Senin-Selasa,
24-25 November 2014 “Aneka Kue Kering Jumbo Terbaru”
o.
Rabu,
26 November 2014 “Aneka Kue Basah Modern dan Tradisional”
p.
Kamis,
27 November 2014 “Home Industri-Kelas Wirausaha-Teori dan Praktek”
q.
Jum’at,
28 November 2014 “Home Industri-Kelas Khusus Wirausaha-Teori dan Praktek”
r.
Sabtu,
29 November 2014 “Aneka Minuman Cafe Modern”
s.
Minggu,
30 November 2014 “Indra Backing & Cooking Club (BCC)”
t.
Senin,
01 Desember 2014 “Aneka Empek-Empek Palembang Asli”
9.
Metode
Metode dalam Kursus Kue – Roti dan Masakan “INDRA”
menggunakan dua metode, yakni teori dan praktek.
(Lampiran 2)
Laporan Evaluasi
Program
A.
Tujuan
Tujuan dari evaluasi program ini adalah untuk
mengetahui apakah tujuan Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” yag di tetapkan
telah tercapai dalam kegiatan kursus tersebut, untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan masakan “INDRA” tersebut, untuk
memberikan obyektifitas peserta didik dalam program Kursus kue, roti dan
masakan “INDRA” tersebut, dan untuk mengukuran dan menentukan kuantitas peserta
didik.
B.
Jadwal
Jadwal yang harus di evaluasi yakni dari waktu
pelaksanaan, waktu pelaksanaan terlalu singkat sehingga pembelajaran tidak
begitu efektif, dan juga pembelajaran tidak secara individu melainkan banyak
orang yang mengikuti kursus tersebut. Tidak adanya tindak lanjut dari kursus
tersebut, pemilik program atau pemilik kursus tidak dapat mengukur keberhasilan
kedepannya, melainkan hanya dapat mengukur keberhasilan dalam waktu pelaksanaan
kursus tersebut. Sehingga jadwal perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk
mengetahui dan mengukur kemampuan peserta didik.
C.
Peserta
Yang perlu di evaluasi pada peserta yakni, peserta
disini yakni peserta yang hanya memiliki ekonomi yang tinggi. Karena mahalnya
biaya, maka peserta didik hanya dari kalangan atas. Untuk kalangan menengah
kebawah jarang yang mengikuti kursus tersebut karena faktor biaya.dalam kursus
tersebut, pengukuran kemampuan peserta hanya pada waktu kursus saja, tidak ada
tindak lanjutnya. Maka dari itu peserta harus di evaluasi dari segi apapun yang
berkaitan dengan kursus.
Kesimpulan
Dari program kursus tersebut diatas, maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa masih belum adanya evaluasi lebih lanjut yang ada di
program kursus ini. Sehingga perlu adanya evaluasi untuk mengukur kemampuan dan
keberhasilannya. Evaluasi yang di lakukan yaitu meliputi tujuan dari suatu
evaluasi, jadwal yang perlu di evaluasi dan juga peserta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar