Wellcome

Wellcome

Rabu, 03 Desember 2014

evaluasi program (kelompok 5)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Evaluasi merupakan salah satu komponen yang turut menentukan keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran, khususnya di dalam dunia pendidikan luar sekolah.  Program-program pendidikan luar sekolah selalu mengutamakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari program tersebut.  Melalui evaluasi, perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap, dan keberhasilan proses pembelajaran akan terlihat.
Evaluasi sendiri mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli.  Menurut Griffin & Nix (1991) evaluasi adalah judgement terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran yang selalu di dahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian.  Sedangkan menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.  Proses pengevaluasian program harus di sesuaikan dengan model dan orientasi yang ada di dalamnya, dimana pendekatan-pendekatan evaluasi dapat diklasifikasikan menjadi delapan orientasi, yaitu goal-attainment, goal-free, decision facilitation, nation-ideology, art cretician, illumination, adversary dan participatory (Kadir, 1986)..  Dalam makalah ini, akan di bahas model evaluasi dengan orientasi goal-attainment, dimana kegiatan evaluasi lebih mengutamakan hasil-hasil program yang di harapkan dan model evaluasi dengan orientasi goal-free, dimana kegiatan evaluasi tidak hanya melihat hasil akhir dari program,tetapi juga melihat dan menilai bagaimana proses yang di lakukan.

B.     Rumusan Masalah
Adapun dari latar belakang di atas, dapat di simpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.      Apa pengertian dari evaluasi?
2.      Apa pengertian dari model evaluasi orientasi goal-attainment?
3.      Apa kekurangan dan kelebihan dari model evaluasi orientasi goal-attainment?
4.      Apa pengertian dari model evaluasi orientasi goal-free?
5.      Apa kekurangan dan kelebihan dari model orientasi goal-free?

C.    Tujuan
Beberapa tujuan dari di tulisnya makalah ini antara lain :
1.      Memahami hakikat dan pengertian dari evaluasi.
2.      Memahami hakikat dan pengertian dari model evaluasi orientasi goal-attainment.
3.      Memahami kelebihan dan kekurangan dari model evaluasi orientasi goal-attainment.
4.      Memahami hakikat dan pengertian dari model evaluasi orientasi goal-free.
5.      Memahami kelebihan dan kekurangan dari model evaluasi orientasi goal-free.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evaluasi
Menurut Griffin & Nix (1991) evaluasi adalah judgement terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran yang selalu di dahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian.  Sedangkan menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.  Adapun pengertian evaluasi menurut Sudijono (1996), mengatakan bahwa evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
Evaluasi secara singkat juga dapat di definisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.  Hasil evaluasi di harapkan dapat mendorong guru, fasilitator, ataupun tutor untuk mengajar dan membimbing peserta didik dengan lebih baik lagi, begitu juga sebaliknya peserta didik terdorong untuk belajar lebih tekun lagi.
Adapun beberapa tujuan dari evaluasi, antara lain:
·         Mengetahui tingkat efektifitas proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan peserta didik.
·         Merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa ada evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi masing-masing.
·         Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara memperbaiki proses belajar.

B.    Model Evaluasi Orientasi Goal-Attainment
Tyler (1950) mengemukakan pendapat bahwa pengertian evaluasi perlu ditekankan pada pemerolehan gambaran mengenai efektivitas sistem pendidikan yang mempengaruhi pecapaian tujuan pendidikan atau pembelajaran.  Untuk itu, maka evaluasi diarahkan untuk memeriksa sejauh mana perubahan-perubahan tingkah laku yang diinginkan itu telah terjadi pada peserta didik.  Evaluasi harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara berkelanjutan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tidak hanya terbatas pada segi pengetahuan (kognitif) saja, melainkan juga mencakup dimensi keterampilan dan nilai atau sikap.
Model evaluasi berbasis tujuan ini telah di kembangkan dan di gunakan selama 80 (delapan puluh) tahun pada akhir 1930, dimana dalam proses tersebut Tyler memahami evaluasi sebagai proses menentukan seberapa besar tujuan sebuah program dapat di capai.
Tyler mengembangkan langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan sebuah evaluasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:
a)      Menentukan tujuan seluas-luasnya atau sasaran-sasaran.
b)      Mengklasifikasikan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran.
c)      Menegaskan sasaran dalam bentuk perilaku.
d)     Menemukan situasi-situasi dalam pencapaian tujuan yang dapat dilihat.
e)      Mengembangkan atau memilih teknik pengukuran.
f)       Mengumpulkan hasil data.
g)      Membandingkan hasil data dengan perilaku berdasarkan tujuan.

C.    Kelebihan Dan Kekurangan Model Evaluasi Goal Attainment
Kelebihan
Model evaluasi goal-attainment merupakan model evaluasi yang sederhana.  Perkenaan evaluasi hanya pada aspek hasil saja membuat evaluasi lebih mudah dipahami, diikuti, dan diimplementasikan.  Model evaluasi ini sudah di simulasikan selama bertahun-tahun sehingga menghasilkan tindakan dan instrument yang sudah di perhalus.  Literature evaluasi berorientasi tujuanbanyak, serta di isi dengan ide yang kreatif untuk mengaplikasikan pendekatan ini.


Kekurangan
o   Mengabaikan aspek perencanaan dan proses pada proses pembelajaran.
o   Banyak kekurangan standar penilaian yang penting untuk diobservasi.
o   Ketidaksesuaian antara tingkat tujuan dan pelaksanaannya.
o   Pengabaian nilai tujuan pendekatan evaluasi itu sendiri.
o   Mengabaikan alternative-alternatif penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan program.
o   Melalaikan konteks yang memiliki wewenang evaluasi.
o   Mengabaikan hasil penting lainnya yang ditutupi oleh tujuan (hasil yang sengaja didapatkan dari kegiatan).
o   Mengabaikan fakta-fakta dari nilai program yang tidak dapat digambarkan dengan tujuan itu sendiri.

D.    Model Orientasi Goal-Free
Goal-free  adalah model evaluasi yang berorientasi kepada seluruh hasil program.   Tidak semua hasil program berkaitan dengan tujuan yang diharapkan bahkan mungkin termasuk tujuan yang tidak diharapkan, karena itu goal-free mengevaluasi hasil yang diharapkan dan tidak diharapkan. Bahkan lebih jauh lagi tujuan program yang dinyatakan secara eksplisit pun perlu dievaluasi. Mungkin saja manfaat program yang dilaksanakan itu rendah disebabkan oleh tujuan programnya memang rendah.
Evaluasi dengan model goal-free, terfokus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai dampak dari program yang diimplementasikan.  Model goal-free berfokus pada hasil yang sebenarnya dari suatu program atau kegiatan, bukan hanya tujuan-tujuan yang teridentifikasi.  Model evaluasi orientasi goal-free menggunakan metode yang berusaha mengumpulkan data dalam rangka untuk nenbentuk deskripsi program, mengidentifikasi proses akurat, dan menentukan pentingnya program (Boulmetis & Dutwin, 2005).
Fubgsi evaluasi goal-free adalah untuk mengurangi bias dan menambah objektifitas.  Dalam evaluasi yang berorientasi pada tujuan, seorang evaluator secara subjektif persepsinya akan membatasi sesuai dengan tujuan.  Padahal tujuan umumnya hanya formalitas dan jarang menunjukkan tujuan sebenarnya dari suatu program.  Sedangkan evaluasi goal-free, berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang di rencanakan.  Dalam evaluasi goal-free ini,memungkinkan evaluator untuk menambah temuan hasil atau dampak yang tidak direncanakan.

E.     Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi Goal-Free
Kelebihan
o  Evaluator tidak perlu memperhatikan secara rinci setiap komponen, tetapi hanya menekankan pada bagaimana mengurangi prasangka (bias).
o  Model ini menganggap bahwa pengguna sebagai audiens utama.
o  Model ini mengukur kesan yang di dapat dari sesuatuprogram di bandingkan dengan kebutuhan pengguna dan tidak membandingkannya dengan pihak penganjur.
o  Mendorong pertimbangan setiap kemungkinan pengaruh tidak saja yang direncanakan, tetapi juga dapat diperhatikan sampingan lain yang munculdari produk.

Kekurangan
o  Tidak terlalu berhasil dalam menggambarkan bagaimana evaluasi sebaiknya benar-benar dilaksanakan.
o  Tidak merekomendasikan bagaimana menghasilkan penilaian kebutuhan walau pada akhirnya mengarah padapenilaian kebutuhan.
o  Diperlukan evaluator yang benar-benar berkompeten untuk dapat melakukan evaluasi model goal-free.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.  Proses pengevaluasian program harus di sesuaikan dengan model dan orientasi yang ada di dalamnya.  Proses evaluasi suatu program, sangatlah berperan penting dalam pencapaian keberhasilan dari program tersebut.  Dari evaluasilah evaluator dapat mengukur bagaimana ukuran keberhasilan peserta didik dalam menjalankan program.
Model evaluasi dengan orientasi goal-attainment, dimana kegiatan evaluasi lebih mengutamakan hasil-hasil program yang di harapkan dan model evaluasi dengan orientasi goal-free, dimana kegiatan evaluasi tidak hanya melihat hasil akhir dari program,tetapi juga melihat dan menilai bagaimana proses yang di lakukan.

B.     Saran
Sebagai calon praktisi Pendidikan Luar Sekolah, mahasiswa harus menguasai bagaimana model dan penerapan baik dari evaluasi orientasi goal-attainment, maupun evaluasi model goal-free. B hal ini akan menjadi acuan saat nantinya melakukan evaluasi program-program yang sudahada di kalangan masyarakat.



DAFTAR RUJUKAN


Model evaluasi goal attainment.(online) http://www.google.com/m?q=prezi.com +eva-luasi+goal_attainment. Diakses 10 September 2014

Beberapa model evaluasi pendidikan. (online) http://eprints.uny.ac.id/model evaluasi. diakses 10 September 2014


Model-model evaluasi program pendidikan. (online) http://wahanatp.file. wordpress.com. Diakses 10 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar