BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi
merupakan salah satu komponen yang turut menentukan keberhasilan dari sebuah
proses pembelajaran, khususnya di dalam dunia pendidikan luar sekolah. Program-program pendidikan luar sekolah
selalu mengutamakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari
program tersebut. Melalui evaluasi,
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial,
sikap, dan keberhasilan proses pembelajaran akan terlihat.
Evaluasi
sendiri mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli. Menurut Griffin & Nix (1991) evaluasi
adalah judgement terhadap nilai atau
implikasi dari hasil pengukuran yang selalu di dahului dengan kegiatan
pengukuran dan penilaian. Sedangkan
menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan
pendidikan telah tercapai. Proses
pengevaluasian program harus di sesuaikan dengan model dan orientasi yang ada
di dalamnya, dimana pendekatan-pendekatan evaluasi dapat diklasifikasikan
menjadi delapan orientasi, yaitu goal-attainment,
goal-free, decision facilitation, nation-ideology, art cretician, illumination,
adversary dan participatory
(Kadir, 1986).. Dalam makalah ini, akan
di bahas model evaluasi dengan orientasi goal-attainment, dimana kegiatan
evaluasi lebih mengutamakan hasil-hasil program yang di harapkan dan model
evaluasi dengan orientasi goal-free, dimana kegiatan evaluasi tidak hanya
melihat hasil akhir dari program,tetapi juga melihat dan menilai bagaimana
proses yang di lakukan.
B. Rumusan Masalah
Adapun dari
latar belakang di atas, dapat di simpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.
Apa pengertian dari evaluasi?
2.
Apa pengertian dari model
evaluasi orientasi goal-attainment?
3.
Apa kekurangan dan kelebihan
dari model evaluasi orientasi goal-attainment?
4.
Apa pengertian dari model
evaluasi orientasi goal-free?
5.
Apa kekurangan dan kelebihan
dari model orientasi goal-free?
C. Tujuan
Beberapa tujuan dari di
tulisnya makalah ini antara lain :
1.
Memahami hakikat dan
pengertian dari evaluasi.
2.
Memahami hakikat dan pengertian
dari model evaluasi orientasi goal-attainment.
3.
Memahami kelebihan dan
kekurangan dari model evaluasi orientasi goal-attainment.
4.
Memahami hakikat dan
pengertian dari model evaluasi orientasi goal-free.
5.
Memahami kelebihan dan
kekurangan dari model evaluasi orientasi goal-free.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi
Menurut Griffin & Nix (1991) evaluasi adalah judgement terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran yang
selalu di dahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Sedangkan menurut Tyler (1950), evaluasi
adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Adapun pengertian evaluasi menurut Sudijono
(1996), mengatakan bahwa evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau
interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif
merupakan hasil dari pengukuran.
Evaluasi secara singkat juga dapat di definisikan
sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas
atau kelompok. Hasil evaluasi di
harapkan dapat mendorong guru, fasilitator, ataupun tutor untuk mengajar dan
membimbing peserta didik dengan lebih baik lagi, begitu juga sebaliknya peserta
didik terdorong untuk belajar lebih tekun lagi.
Adapun beberapa tujuan dari evaluasi, antara lain:
·
Mengetahui
tingkat efektifitas proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan
peserta didik.
·
Merangsang
kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa ada evaluasi
maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik
untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi masing-masing.
·
Mencari
dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta
didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan
jalan keluar atau cara memperbaiki proses belajar.
B.
Model Evaluasi Orientasi Goal-Attainment
Tyler (1950) mengemukakan pendapat bahwa pengertian evaluasi perlu ditekankan
pada pemerolehan gambaran mengenai efektivitas sistem
pendidikan yang mempengaruhi pecapaian tujuan pendidikan atau pembelajaran. Untuk itu, maka evaluasi diarahkan
untuk memeriksa sejauh mana perubahan-perubahan tingkah laku yang diinginkan
itu telah terjadi pada peserta didik. Evaluasi harus dilaksanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai secara berkelanjutan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
tidak hanya terbatas pada segi pengetahuan (kognitif) saja, melainkan juga
mencakup dimensi keterampilan dan nilai atau sikap.
Model evaluasi berbasis tujuan ini telah di kembangkan dan di gunakan
selama 80 (delapan puluh) tahun pada akhir 1930, dimana dalam proses tersebut
Tyler memahami evaluasi sebagai proses menentukan seberapa besar tujuan sebuah
program dapat di capai.
Tyler mengembangkan langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan sebuah
evaluasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:
a)
Menentukan tujuan
seluas-luasnya atau sasaran-sasaran.
b)
Mengklasifikasikan
tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran.
c)
Menegaskan sasaran dalam
bentuk perilaku.
d)
Menemukan situasi-situasi
dalam pencapaian tujuan yang dapat dilihat.
e)
Mengembangkan atau memilih
teknik pengukuran.
f)
Mengumpulkan hasil data.
g)
Membandingkan hasil data
dengan perilaku berdasarkan tujuan.
C.
Kelebihan Dan Kekurangan Model
Evaluasi Goal Attainment
Kelebihan
Model evaluasi goal-attainment merupakan model evaluasi yang
sederhana. Perkenaan evaluasi hanya pada
aspek hasil saja membuat evaluasi lebih mudah dipahami, diikuti, dan
diimplementasikan. Model evaluasi ini
sudah di simulasikan selama bertahun-tahun sehingga menghasilkan tindakan dan
instrument yang sudah di perhalus. Literature evaluasi berorientasi
tujuanbanyak, serta di isi dengan ide yang kreatif untuk mengaplikasikan
pendekatan ini.
Kekurangan
o
Mengabaikan aspek perencanaan
dan proses pada proses pembelajaran.
o
Banyak kekurangan standar
penilaian yang penting untuk diobservasi.
o
Ketidaksesuaian antara tingkat
tujuan dan pelaksanaannya.
o
Pengabaian nilai tujuan
pendekatan evaluasi itu sendiri.
o
Mengabaikan
alternative-alternatif penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan program.
o
Melalaikan konteks yang
memiliki wewenang evaluasi.
o
Mengabaikan hasil penting
lainnya yang ditutupi oleh tujuan (hasil yang sengaja didapatkan dari kegiatan).
o
Mengabaikan fakta-fakta dari
nilai program yang tidak dapat digambarkan dengan tujuan itu sendiri.
D. Model Orientasi Goal-Free
Goal-free adalah model evaluasi yang berorientasi kepada
seluruh hasil program. Tidak semua
hasil program berkaitan dengan tujuan yang diharapkan bahkan mungkin termasuk
tujuan yang tidak diharapkan, karena itu goal-free mengevaluasi hasil yang
diharapkan dan tidak diharapkan. Bahkan lebih jauh lagi tujuan program yang
dinyatakan secara eksplisit pun perlu dievaluasi. Mungkin saja manfaat program
yang dilaksanakan itu rendah disebabkan oleh tujuan programnya memang rendah.
Evaluasi dengan
model goal-free, terfokus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai
dampak dari program yang diimplementasikan.
Model goal-free berfokus pada hasil yang sebenarnya dari suatu program
atau kegiatan, bukan hanya tujuan-tujuan yang teridentifikasi. Model evaluasi orientasi goal-free
menggunakan metode yang berusaha mengumpulkan data dalam rangka untuk nenbentuk
deskripsi program, mengidentifikasi proses akurat, dan menentukan pentingnya
program (Boulmetis & Dutwin, 2005).
Fubgsi evaluasi
goal-free adalah untuk mengurangi bias dan menambah objektifitas. Dalam evaluasi yang berorientasi pada tujuan,
seorang evaluator secara subjektif persepsinya akan membatasi sesuai dengan
tujuan. Padahal tujuan umumnya hanya
formalitas dan jarang menunjukkan tujuan sebenarnya dari suatu program. Sedangkan evaluasi goal-free, berfokus pada
hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang di rencanakan. Dalam evaluasi goal-free ini,memungkinkan
evaluator untuk menambah temuan hasil atau dampak yang tidak direncanakan.
E. Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi Goal-Free
Kelebihan
o Evaluator tidak
perlu memperhatikan secara rinci setiap komponen, tetapi hanya menekankan pada
bagaimana mengurangi prasangka (bias).
o Model ini
menganggap bahwa pengguna sebagai audiens utama.
o Model ini mengukur
kesan yang di dapat dari sesuatuprogram di bandingkan dengan kebutuhan pengguna
dan tidak membandingkannya dengan pihak penganjur.
o Mendorong
pertimbangan setiap kemungkinan pengaruh tidak saja yang direncanakan, tetapi
juga dapat diperhatikan sampingan lain yang munculdari produk.
Kekurangan
o Tidak terlalu
berhasil dalam menggambarkan bagaimana evaluasi sebaiknya benar-benar
dilaksanakan.
o Tidak
merekomendasikan bagaimana menghasilkan penilaian kebutuhan walau pada akhirnya
mengarah padapenilaian kebutuhan.
o Diperlukan
evaluator yang benar-benar berkompeten untuk dapat melakukan evaluasi model
goal-free.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi
adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Proses pengevaluasian program harus di
sesuaikan dengan model dan orientasi yang ada di dalamnya. Proses evaluasi suatu program, sangatlah
berperan penting dalam pencapaian keberhasilan dari program tersebut. Dari evaluasilah evaluator dapat mengukur
bagaimana ukuran keberhasilan peserta didik dalam menjalankan program.
Model
evaluasi dengan orientasi goal-attainment, dimana kegiatan evaluasi lebih
mengutamakan hasil-hasil program yang di harapkan dan model evaluasi dengan
orientasi goal-free, dimana kegiatan evaluasi tidak hanya melihat hasil akhir
dari program,tetapi juga melihat dan menilai bagaimana proses yang di lakukan.
B. Saran
Sebagai
calon praktisi Pendidikan Luar Sekolah, mahasiswa harus menguasai bagaimana
model dan penerapan baik dari evaluasi orientasi goal-attainment, maupun
evaluasi model goal-free. B hal ini akan menjadi acuan saat nantinya melakukan
evaluasi program-program yang sudahada di kalangan masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Model evaluasi goal attainment.(online) http://www.google.com/m?q=prezi.com
+eva-luasi+goal_attainment. Diakses 10 September 2014
Beberapa model evaluasi pendidikan.
(online) http://eprints.uny.ac.id/model
evaluasi. diakses 10 September 2014
Model-model evaluasi program pendidikan. (online) http://wahanatp.file. wordpress.com. Diakses 10 September
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar