Wellcome

Wellcome

Rabu, 03 Desember 2014

PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) PROPOSAL

Di susun Oleh : Mas Riyanti Andayani

BAB I
PENDAHULUAN
A.                LATAR BELAKANG
Sasaran pendidikan luar sekolah sangat luas dan beragam, mulai dari peserta didik yang masih usia dini sampai orang dewasa yang membutuhkan pendidikan. Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD Pasal 29, pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk membina yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan rohani dan jasmani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Secara umum anak usia dini dapat dikelompokkan dalam usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun dan mempelajari beragam pengetahuan yang telah dikelompokkan.
Fungsi PAUD yakni sebagai upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai anak usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD memiliki tujuan yang spesifik yakni membentuk tumbuh kembang anak yang sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Karena dalam usia pendidikan anak usia dini merupakan usia yang masih dini. Sehingga pembentukan pola pikirnya perlu untuk diarahkan supaya tidak salah dalam tumbuh kembang selanjutnya.
Seperti yang dijelaskan Jasa Ungguh Muliawan (2009:15) “Pendidikan Anak Usia Dini atau sering disingkat PAUD adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia 2 tahun sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini disebut juga dengan pendidikan anak pra sekolah (pre-school), taman bermain (play group), atau taman kanak-kanak (kinder garten). Penyelenggaraan program PAUD dapat dilaksanakan oleh lembaga baik swasta, pemerintah, organisasi masyarakat, maupun perorangan yang memiliki kepedulian terhadap PAUD.
Setiap penyelenggaraan program PAUD baik lembaga maupun perorangan harus memperoleh ijin pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau instansi lain yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah setempat.Secara nasional kebijakan yang mengatur pendidikan secara umum, yang didalamnya terdapat PAUD, dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD pasal 29 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). PAUD adalah pendidikan untuk anak usia dini yang berfungsi meletakkan dasr-dasr pengetahuan yang nantinya berdampak menentukan kualitas generasi yang akan datang.

B.                 TUJUAN EVALUASI
1.      Untuk mengetahui visi dan misi program PAUD
2.      Untuk mengetahui struktur organisasi yang ada didalam program PAUD
3.      Untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi program PAUD

C.                 ASPEK-ASPEK YANG DI EVALUASI
1.      Apakah visi misi program PAUD sudah berjalan sesuai dengan kenyataannya ?
2.      Apakah minat masyarakat terhadap program PAUD sudah cukup tinggi ?
3.      Apakah pengelolaan program PAUD sudah sesuai dengan manajemen pengelolaan program ?
4.      Apakah program sudah berjalan sesuai dengan rencana program ?




















BAB II
METODE PENELITIAN
A.                RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Tasik Madu kecamatan Lowok waru kabupaten Malang untuk mengevaluasi program PAUD yang ada disana yang bernama PAUD “Paramitha”. Tujuan dari  penelitian ini ialah untuk mengetahui visi-misi, dan seberapa sesuai pengelolaan program yang ada di PAUD Paramitha.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang dalam penelitiannya menggunakan metode wawancara, dan observasi. Bagaimana antusias masyarakat mengenai program yang berjalan saat ini.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengevaluasi keberhasilan program. Berikut tahap-tahap penelitian :
  a.                 Tahap Persiapan, mencakup pencarian program yang akan di evaluasi, pengajuan surat ijin survey atau penelitian
  b.                 Tahap pelaksanaan, yaitu meneliti kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam program, meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi serta pengumpulan data.
  c.                 Tahap penyusunan, yaitu tahap pengelolaan data yang diikuti dengan pembuatan proposal penelitian evaluasi program.

B.                 SASARAN PENELITIAN
Sasaran dari penelitian ini ialah khususnya anak yang berusia 0-6 tahun atau berusia PAUD.
Berdasarkan karakteristiknya anak usia dini dikelompokkan dalam usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun sebagai berikut :
1.                  Usia 0-1 tahun : mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan, mempelajari menggunakan panca indera, dan mempelajari komunikasi sosial.
2.                  Usia 2-3 tahun : sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitar, mulai berkembang kemampuan bahasa, mulai belajar mengembangkan emosi.
3.                  Usia 4-6 tahun : berkaitanperkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan aktivitas, perkembangan bahasa juga semakin baik, perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat.

C.                 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Kerlinger mengatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya (Suharsimi Arikunto, 2006:222). Metode pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur yang standar.
Teknik pngumpulan data pada penelitian program PAUD menggunakan pendekatan kualitatif, dan pada umumnya terdapat cara yaitu :
      1.            Mengumpulkan informasi
Maksudnya disini ialah sebelum kita meneliti suatu program, kita perlu mengetahui pengertian dasar atau konsep dasar dari program yang akan kita teliti terlebih dulu, misalkan mencari dari buku terkait dengan program yang akan kita teliti pada umumnya, kemudian memanfaatkan kelebihan dari kecanggihan teknologi sekarang yaitu browsing di internet dan lain sebagainya.
      2.            Wawancara
Setelah mengetahui sedikit konsep dasar dari program tersebut, saatnya menggunakan langkah yang kedua yaitu wawancara, wawancara langsung pada penenggung jawab program yang akan kita teliti. Kemudian setelah mendapatkan informasi internal dari penanggung jawab pogram, selanjutnya melakukan wawancara eksternal yaitu wawancara yang ditujukan kepada masyarakat yang menjadi sasaran program tersebut.
      3.            Dokumentasi
Langkah selanjutnya ialah dengan dokumentasi, atau mengabadikan momen-momen penelitian sebagai bukti keabsahan penelitian yang kita lakukan.
Metode dokumentasi adalah metode dengan mengambil gambar atau sejumlah gambar yang di abadikan dalam kamera pada saat observasi ataupun wawancara guna memperoleh informasi tentang keadaan lingkungan.


D.                TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan jenis responden dan pertanyaan.
Bentuk analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif karena hasil analisis data yang disajikan dalam bentuk pernyataan setiap responden.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
PROFIL PROGRAM
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A.                LATAR BELAKANG
PAUD merupakan singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini. Anak usia dini adalah anak yang berusia antar 0-6 tahun. Usia ini adalah usia yang di tetapkan dalam UU yang berlaku di Indonesia. Manajemen PAUD adalah suatu upaya mengelola, mengatur, dan atau mengarahkan proses interaksi edukatif antara anak didik dengan pendidik dan lingkungan secara teratur, terencana dan dan tersistematisasikan untuk mencapai tujuan Pendudikan Anak Usia Dini (PAUD). Secara nasional kebijakan yang mengatur pendidikan secara umum, yang didalamnya terdapat PAUD, dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD pasal 29 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). PAUD adalah pendidikan untuk anak usia dini yang berfungsi meletakkan dasr-dasr pengetahuan yang nantinya berdampak menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Sasaran pendidikan luar sekolah sangat luas dan beragam, mulai dari peserta didik yang masih usia dini sampai orang dewasa yang membutuhkan pendidikan. Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD Pasal 29, pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk membina yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan rohani dan jasmani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Secara umum anak usia dini dapat dikelompokkan dalam usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun dan mempelajari beragam pengetahuan yang telah dikelompokkan.
Seperti yang dijelaskan Jasa Ungguh Muliawan (2009:15) “Pendidikan Anak Usia Dini atau sering disingkat PAUD adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia 2 tahun sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini disebut juga dengan pendidikan anak pra sekolah (pre-school), taman bermain (play group), atau taman kanak-kanak (kinder garten). Penyelenggaraan program PAUD dapat dilaksanakan oleh lembaga baik swasta, pemerintah, organisasi masyarakat, maupun perorangan yang memiliki kepedulian terhadap PAUD. Setiap penyelenggaraan program PAUD baik lembaga maupun perorangan harus memperoleh ijin pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau instansi lain yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah setempat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa filosofi dalam PAUD ialah suatu pendidikan yang dibutuhkan oleh anak usia dini, demi terciptanya generasi penerus yang lebih baik untuk negara. Karena anak usia dini merupakan sebuah usia yang mudah untuk memberikan ilmu-ilmu pengetahuan untuk bisa menjadi penerus bangsa yang nantinya dapat membawa nama baik keluarganya pula, maupun dirinya sendiri, serta bangsa ini.
B.                 TUJUAN
Fungsi PAUD yakni sebagai upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai anak usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD memiliki tujuan yang spesifik yakni membentuk tumbuh kembang anak yang sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Karena dalam usia pendidikan anak usia dini merupakan usia yang masih dini. Sehingga pembentukan pola pikirnya perlu untuk diarahkan supaya tidak salah dalam tumbuh kembang selanjutnya.
Tujuan dari manajemen PAUD bermuara pada satu titik, yakni mencapai tujuan yang diatur atau dikelola dengan cara yang efektif dan efisien.
1.                  Efektif merupakan indikasi terlaksananya semua program dan tercapainya semua tujuan dengan cara yang tepat dan cukup memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Berdasarkan pengertian tersebut, efektivitas dalam manajemen PAUD dapat dimaknai sebagai terlaksananya semua program pendidikan dengan cara yang tepat serta melibatkan seluruh komponen lembaga PAUD, sehingga tujuan PAUD secara organisatoris dapat tercapai.
2.                  Dalam konteks pendidikan, efisien dapat diartikan sebagai upaya mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada secara tepat untuk mencapai tujuan sebaik mungkin. Dari pengertian tersebut, maka efisien dalam manajemen PAUD dapat diartikan sebagai upaya optimalisasi seluruh komponen sumber daya yang ada guna mencapai tujuan kelembagaan PAUD semaksimak mungkin.
C.                MATERI
Pada kegiatan pendidikan anak usia dini, ada materi-materi yang harus diberikan kepada anak usia dini. Walaupun kegiatan pembelajaran kegiatan anak usia dini lebih banyak dilakukan dengan permainan namun pada dasranya pasti terselip materi yang diberikan kepada peserta didik. Materi program kegiatan pendidikan anak usia dini dibagi dalam dua kelompok usia :
1.                  Materi usia lahir sampe 3 tahun :
a.                   Pengenalan diri sendiri melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru, bereksplorasi meniru dan mempraktikkan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun keterampilan menolong dirinya sendiri, keterampilan ini membuat anak merasa kompeten. Bermain mendukung anak untuk tumbuh serta mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya (Catron dan Allen, 1999:197-214)
b.                  Pengenalan perasaan. Pengenalan perasaan termasuk perkembangan emosi. Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memmberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup (Catron dan Allen, 1999:215-232)
c.                   Pengenalan tentang orang lain termasuk dalam perkembangan sosial. Bermain merupakan sarana dalam pengembangan kemampuan dalam bersosialisasi. Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi dengan anak lain. Melalui bermain anak dapat belajar perilaku prososial seperti menunggu giliran, kerja sama, saling membantu, dan berbagi. (Catron dan Allen, 1999:232-250)
d.                  Pengelan berbagai gerak bertujuan untuk membantu memaksimalkan perkembangan fisik. Bermain dapat memacu perkembangan preseptual motorik pada beberapa area, yaitu ; (1) kondisi mata tangan atau mata kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi objek, mencari jejak secar visual, melempar, menendang, menangkap, (2) kemampuan motorik kasar, seperti gerak tubuh seperti gerak tubuh ketika berjalan, melompat, berbaris, meloncat, berlari, berjingkrak, berguling-guling, merayap dan merangkak, (3) kemampuan bukan motorik kasar (statis) seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang, (4) manajemen tubuh dan control seperti menunjukkan kepekaan tubuh, kepekaan tempat, keseimbangan, kemampuan untuk memulai berhenti, mengubah petunjuk. (Catron dan Allen, 1999:287-304)
e.                   Mengembangkan komunikasi dapat dilakukan dengan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan berbahasanya. Bermain merupakan alat paling kuat untuk membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anka dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.
f.                   Keterampilan berfikir merupakan materi yang diberikan sebagai tujuan untuk mengembangkan aspek kognitif anak. Pengembangan kognitif anak dapat dilakukan dengan kegiatan bermain. Bermain adalah awal dari fungsi kognitif selanjutmya, oleh karena bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak selama bermain, anka menerima pengalaman baru, manipulasi bahan alat, berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan kerangka kerja untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungan (Catron dan Allen, 1999:269-286)
2.                  Materi anak usia 3 sampai 6 tahun
a.                   Keaksaraan, mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran fonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku dan tekas lainnya.
b.                  Konsep matematika, mencakup pengenalan angka-angka, pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data,pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
c.                   Pengetahuan alam, lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan bumidan lingkungan.
d.                  Pengetahuan sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan.
e.                   Seni, mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar, keterampilan kerajinan tangan dan melukis.
f.                   Teknologi, mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran teknologi ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak dirumah, sekolah dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.
g.                  Keterampilan proses, mencakup pengamatan dan eksplorasi, eksperimen, pemecahan masalah dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi dan informasi yang mewakili.
D.                PESERTA
Berdasarkan karakteristiknya anak usia dini dikelompokkan dalam usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun sebagai berikut :
4.                  Usia 0-1 tahun : mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan, mempelajari menggunakan panca indera, dan mempelajari komunikasi sosial.
5.                  Usia 2-3 tahun : sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitar, mulai berkembang kemampuan bahasa, mulai belajar mengembangkan emosi.
6.                  Usia 4-6 tahun : berkaitanperkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan aktivitas, perkembangan bahasa juga semakin baik, perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat.


E.                 TUTOR
Dedi Supriadi (1999:176) menyatakan bahwa tenaga pendidikan PAUD semestinya secara profesional, dimana seorang profesional paling tidak mempunyai 3 unsur utama yaitu :
1.                  Pendidikan yang memadai, disiapkan secara khusus melalui lembaga pendidikan dengan kualifikasi tertentu. Tenaga pendidik PAUD harus memilki pendidikan yang memadai dalam bidang PAUD. Hal ini bertujuan agar tenaga pendidik mampu mengajarkan peserta didik dengan baik sesuai dengan pendidikan yang harus diajarkan kepada peserta didik dalam lembaga PAUD
2.                  Keahlian dalam bidangnya. Tenaga pendidik PAUD harus merupakan seseorang yang ahli dalam bidang PAUD ini karena peserta didik yang dihadapi adalah anak usia dini yang butuh ditangani sesuai dengan usianya. Apabila tenaga pendidik PAUD tidak ahli dalam bidng ke PAUDan, maka bisa mengakibatkan peserta didik tidak merasa nyaman dalam belajar.
3.                  Komitmen dalam tugasnya. Tenaga pendidik PAUD harus memiliki komitmen dalam mengajar peserta didiknya. Hal yang perlu dimiliki oleh tenaga pendidik PAUD selain pendidikan yang memadai serta keahlian dalam bidang penganjaran PAUD ialah kesabaran dalam mengajar peserta didik yang masih merupakan kategori anak usia dini. Komitmen tersebut dapat muncul dalam diri tenaga pendidik PAUD apabila memiliki kesabaran dalam mengajar peserta didik, serta nyaman dalam dunia PAUD yang telah dipilihnya.
F.                 STRUKTUR ORGANISASI
1.                  Kepala PAUD bertugas dalam memimpin PAUD, mengambil keputusan tertinggi, bertanggung jawab dalam hal kegiatan-kegiatan PAUD, menandatangani surat-surat dan laporan kegiatan dan rapot.
2.                  Staff PAUD yang terdiri dari staff TU/administrasi, staff sarana dan prasarana, staff ketenagakerjaan, staff pembiayaan, dan staff riset dan pengembangan harus bekerja sesuai tugas masing-masing dan memberikan pertanggungjawaban kepada Kepala PAUD. Petugas administrasi memiliki tugas diantaranya: membuat formulir pendaftaran, bertanggung jawab terhadap buku induk anak, bertanggung jawab pada buku kas dan iuran orang tua (SPP).
3.                  Pendidik bertugas dalam mengajar peserta didik serta menyiapkan permainan terbaru yang disukai oleh anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar