Di susun Oleh : Mas Riyanti Andayani
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sasaran
pendidikan luar sekolah sangat luas dan beragam, mulai dari peserta didik yang
masih usia dini sampai orang dewasa yang membutuhkan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD Pasal 29,
pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk membina yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan rohani dan jasmani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan yang lebih lanjut. Secara umum anak usia dini dapat dikelompokkan
dalam usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun dan mempelajari beragam
pengetahuan yang telah dikelompokkan.
Fungsi PAUD
yakni sebagai upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai
anak usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD memiliki tujuan
yang spesifik yakni membentuk tumbuh kembang anak yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhannya. Karena dalam usia pendidikan anak usia dini merupakan usia yang
masih dini. Sehingga pembentukan pola pikirnya perlu untuk diarahkan supaya
tidak salah dalam tumbuh kembang selanjutnya.
Seperti yang
dijelaskan Jasa Ungguh Muliawan (2009:15) “Pendidikan Anak Usia Dini atau
sering disingkat PAUD adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia 2
tahun sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini disebut juga dengan pendidikan
anak pra sekolah (pre-school), taman
bermain (play group), atau taman
kanak-kanak (kinder garten).
Penyelenggaraan program PAUD dapat dilaksanakan oleh lembaga baik swasta,
pemerintah, organisasi masyarakat, maupun perorangan yang memiliki kepedulian
terhadap PAUD.
Setiap
penyelenggaraan program PAUD baik lembaga maupun perorangan harus memperoleh
ijin pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau instansi lain yang
ditunjuk oleh Pemerintah Daerah setempat.Secara nasional kebijakan yang
mengatur pendidikan secara umum, yang didalamnya terdapat PAUD, dituangkan
dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD pasal 29 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). PAUD adalah pendidikan untuk anak usia dini
yang berfungsi meletakkan dasr-dasr pengetahuan yang nantinya berdampak
menentukan kualitas generasi yang akan datang.
B.
TUJUAN EVALUASI
1. Untuk
mengetahui visi dan misi program PAUD
2. Untuk
mengetahui struktur organisasi yang ada didalam program PAUD
3. Untuk
mengetahui tugas pokok dan fungsi program PAUD
C.
ASPEK-ASPEK YANG DI
EVALUASI
1. Apakah
visi misi program PAUD sudah berjalan sesuai dengan kenyataannya ?
2. Apakah
minat masyarakat terhadap program PAUD sudah cukup tinggi ?
3. Apakah
pengelolaan program PAUD sudah sesuai dengan manajemen pengelolaan program ?
4. Apakah
program sudah berjalan sesuai dengan rencana program ?
BAB
II
METODE
PENELITIAN
A.
RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan di Tasik Madu kecamatan Lowok waru kabupaten Malang untuk
mengevaluasi program PAUD yang ada disana yang bernama PAUD “Paramitha”. Tujuan
dari penelitian ini ialah untuk
mengetahui visi-misi, dan seberapa sesuai pengelolaan program yang ada di PAUD
Paramitha.
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang dalam penelitiannya menggunakan
metode wawancara, dan observasi. Bagaimana antusias masyarakat mengenai program
yang berjalan saat ini.
Penelitian
ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengevaluasi
keberhasilan program. Berikut tahap-tahap penelitian :
a.
Tahap Persiapan, mencakup pencarian program yang akan di evaluasi,
pengajuan surat ijin survey atau penelitian
b.
Tahap pelaksanaan, yaitu meneliti kegiatan-kegiatan yang
berlangsung dalam program, meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi serta
pengumpulan data.
c.
Tahap penyusunan, yaitu tahap pengelolaan data yang diikuti
dengan pembuatan proposal penelitian evaluasi program.
B.
SASARAN PENELITIAN
Sasaran dari penelitian
ini ialah khususnya anak yang berusia 0-6 tahun atau berusia PAUD.
Berdasarkan karakteristiknya anak
usia dini dikelompokkan dalam usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun sebagai
berikut :
1.
Usia 0-1 tahun :
mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk,
berdiri dan berjalan, mempelajari menggunakan panca indera, dan mempelajari
komunikasi sosial.
2.
Usia 2-3 tahun : sangat
aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitar, mulai berkembang kemampuan
bahasa, mulai belajar mengembangkan emosi.
3.
Usia 4-6 tahun :
berkaitanperkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan aktivitas,
perkembangan bahasa juga semakin baik, perkembangan kognitif (daya pikir)
sangat pesat.
C.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Kerlinger
mengatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti
semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian,
menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya (Suharsimi Arikunto, 2006:222).
Metode pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur yang standar.
Teknik
pngumpulan data pada penelitian program PAUD menggunakan pendekatan kualitatif,
dan pada umumnya terdapat cara yaitu :
1.
Mengumpulkan informasi
Maksudnya disini ialah sebelum kita
meneliti suatu program, kita perlu mengetahui pengertian dasar atau konsep
dasar dari program yang akan kita teliti terlebih dulu, misalkan mencari dari
buku terkait dengan program yang akan kita teliti pada umumnya, kemudian
memanfaatkan kelebihan dari kecanggihan teknologi sekarang yaitu browsing di
internet dan lain sebagainya.
2.
Wawancara
Setelah mengetahui sedikit konsep dasar
dari program tersebut, saatnya menggunakan langkah yang kedua yaitu wawancara,
wawancara langsung pada penenggung jawab program yang akan kita teliti.
Kemudian setelah mendapatkan informasi internal dari penanggung jawab pogram,
selanjutnya melakukan wawancara eksternal yaitu wawancara yang ditujukan kepada
masyarakat yang menjadi sasaran program tersebut.
3.
Dokumentasi
Langkah selanjutnya ialah dengan
dokumentasi, atau mengabadikan momen-momen penelitian sebagai bukti keabsahan
penelitian yang kita lakukan.
Metode dokumentasi
adalah metode dengan mengambil gambar atau sejumlah gambar yang di abadikan
dalam kamera pada saat observasi ataupun wawancara guna memperoleh informasi
tentang keadaan lingkungan.
D.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan jenis responden dan
pertanyaan.
Bentuk
analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif karena hasil
analisis data yang disajikan dalam bentuk pernyataan setiap responden.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A.
LATAR
BELAKANG
PAUD merupakan
singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini. Anak usia dini adalah anak yang
berusia antar 0-6 tahun. Usia ini adalah usia yang di tetapkan dalam UU yang
berlaku di Indonesia. Manajemen PAUD adalah suatu upaya mengelola, mengatur,
dan atau mengarahkan proses interaksi edukatif antara anak didik dengan
pendidik dan lingkungan secara teratur, terencana dan dan tersistematisasikan
untuk mencapai tujuan Pendudikan Anak Usia Dini (PAUD). Secara nasional
kebijakan yang mengatur pendidikan secara umum, yang didalamnya terdapat PAUD,
dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD pasal 29 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). PAUD adalah pendidikan untuk anak usia
dini yang berfungsi meletakkan dasr-dasr pengetahuan yang nantinya berdampak
menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Sasaran
pendidikan luar sekolah sangat luas dan beragam, mulai dari peserta didik yang
masih usia dini sampai orang dewasa yang membutuhkan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bagian ketujuh PAUD Pasal 29,
pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk membina yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan rohani dan jasmani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
yang lebih lanjut. Secara umum anak usia dini dapat dikelompokkan dalam usia
0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun dan mempelajari beragam pengetahuan yang
telah dikelompokkan.
Seperti yang
dijelaskan Jasa Ungguh Muliawan (2009:15) “Pendidikan Anak Usia Dini atau
sering disingkat PAUD adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia 2
tahun sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini disebut juga dengan pendidikan
anak pra sekolah (pre-school), taman
bermain (play group), atau taman
kanak-kanak (kinder garten). Penyelenggaraan
program PAUD dapat dilaksanakan oleh lembaga baik swasta, pemerintah,
organisasi masyarakat, maupun perorangan yang memiliki kepedulian terhadap
PAUD. Setiap penyelenggaraan program PAUD baik lembaga maupun perorangan harus
memperoleh ijin pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau instansi
lain yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah setempat.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa filosofi dalam PAUD ialah suatu pendidikan yang dibutuhkan
oleh anak usia dini, demi terciptanya generasi penerus yang lebih baik untuk
negara. Karena anak usia dini merupakan sebuah usia yang mudah untuk memberikan
ilmu-ilmu pengetahuan untuk bisa menjadi penerus bangsa yang nantinya dapat
membawa nama baik keluarganya pula, maupun dirinya sendiri, serta bangsa ini.
B.
TUJUAN
Fungsi PAUD
yakni sebagai upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai
anak usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD memiliki tujuan
yang spesifik yakni membentuk tumbuh kembang anak yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhannya. Karena dalam usia pendidikan anak usia dini merupakan usia yang
masih dini. Sehingga pembentukan pola pikirnya perlu untuk diarahkan supaya tidak
salah dalam tumbuh kembang selanjutnya.
Tujuan dari
manajemen PAUD bermuara pada satu titik, yakni mencapai tujuan yang diatur atau
dikelola dengan cara yang efektif dan efisien.
1.
Efektif merupakan
indikasi terlaksananya semua program dan tercapainya semua tujuan dengan cara
yang tepat dan cukup memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.
Berdasarkan pengertian tersebut, efektivitas dalam manajemen PAUD dapat
dimaknai sebagai terlaksananya semua program pendidikan dengan cara yang tepat
serta melibatkan seluruh komponen lembaga PAUD, sehingga tujuan PAUD secara
organisatoris dapat tercapai.
2.
Dalam konteks
pendidikan, efisien dapat diartikan sebagai upaya mendayagunakan seluruh sumber
daya yang ada secara tepat untuk mencapai tujuan sebaik mungkin. Dari
pengertian tersebut, maka efisien dalam manajemen PAUD dapat diartikan sebagai
upaya optimalisasi seluruh komponen sumber daya yang ada guna mencapai tujuan
kelembagaan PAUD semaksimak mungkin.
C.
MATERI
Pada kegiatan pendidikan anak usia
dini, ada materi-materi yang harus diberikan kepada anak usia dini. Walaupun
kegiatan pembelajaran kegiatan anak usia dini lebih banyak dilakukan dengan
permainan namun pada dasranya pasti terselip materi yang diberikan kepada
peserta didik. Materi program kegiatan pendidikan anak usia dini dibagi dalam
dua kelompok usia :
1.
Materi usia lahir sampe
3 tahun :
a.
Pengenalan diri sendiri
melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru, bereksplorasi meniru dan
mempraktikkan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun
keterampilan menolong dirinya sendiri, keterampilan ini membuat anak merasa
kompeten. Bermain mendukung anak untuk tumbuh serta mandiri dan memiliki
kontrol atas lingkungannya (Catron dan Allen, 1999:197-214)
b.
Pengenalan perasaan.
Pengenalan perasaan termasuk perkembangan emosi. Melalui bermain anak dapat
belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif.
Bermain juga memmberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka
sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup
(Catron dan Allen, 1999:215-232)
c.
Pengenalan tentang
orang lain termasuk dalam perkembangan sosial. Bermain merupakan sarana dalam
pengembangan kemampuan dalam bersosialisasi. Bermain memberikan jalan bagi
perkembangan sosial anak ketika berbagi dengan anak lain. Melalui bermain anak
dapat belajar perilaku prososial seperti menunggu giliran, kerja sama, saling
membantu, dan berbagi. (Catron dan Allen, 1999:232-250)
d.
Pengelan berbagai gerak
bertujuan untuk membantu memaksimalkan perkembangan fisik. Bermain dapat memacu
perkembangan preseptual motorik pada beberapa area, yaitu ; (1) kondisi mata
tangan atau mata kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi objek,
mencari jejak secar visual, melempar, menendang, menangkap, (2) kemampuan
motorik kasar, seperti gerak tubuh seperti gerak tubuh ketika berjalan,
melompat, berbaris, meloncat, berlari, berjingkrak, berguling-guling, merayap
dan merangkak, (3) kemampuan bukan motorik kasar (statis) seperti menekuk,
meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri,
bergoyang, (4) manajemen tubuh dan control seperti menunjukkan kepekaan tubuh,
kepekaan tempat, keseimbangan, kemampuan untuk memulai berhenti, mengubah
petunjuk. (Catron dan Allen, 1999:287-304)
e.
Mengembangkan
komunikasi dapat dilakukan dengan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan
berbahasanya. Bermain merupakan alat paling kuat untuk membelajarkan kemampuan
berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anka dapat memperluas kosa kata dan
mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa melalui
interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.
f.
Keterampilan berfikir
merupakan materi yang diberikan sebagai tujuan untuk mengembangkan aspek
kognitif anak. Pengembangan kognitif anak dapat dilakukan dengan kegiatan
bermain. Bermain adalah awal dari fungsi kognitif selanjutmya, oleh karena
bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak selama bermain, anka
menerima pengalaman baru, manipulasi bahan alat, berinteraksi dengan orang lain
dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan kerangka kerja untuk
mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungan
(Catron dan Allen, 1999:269-286)
2.
Materi anak usia 3
sampai 6 tahun
a.
Keaksaraan, mencakup
peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran fonologi, wawasan pengetahuan,
percakapan, memahami buku-buku dan tekas lainnya.
b.
Konsep matematika,
mencakup pengenalan angka-angka, pola dan hubungan, geometri dan kesadaran
ruang, pengukuran, pengumpulan data,pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
c.
Pengetahuan alam, lebih
menekankan pada objek fisik, kehidupan bumidan lingkungan.
d.
Pengetahuan sosial
mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk
dan dibentuk oleh lingkungan.
e.
Seni, mencakup menari,
musik, bermain peran, menggambar, keterampilan kerajinan tangan dan melukis.
f.
Teknologi, mencakup
alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran teknologi ini membahas
tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak dirumah, sekolah dan
pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang
digunakan oleh manusia sehari-hari.
g.
Keterampilan proses,
mencakup pengamatan dan eksplorasi, eksperimen, pemecahan masalah dan koneksi,
pengorganisasian, komunikasi dan informasi yang mewakili.
D.
PESERTA
Berdasarkan karakteristiknya anak
usia dini dikelompokkan dalam usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun sebagai
berikut :
4.
Usia 0-1 tahun :
mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk,
berdiri dan berjalan, mempelajari menggunakan panca indera, dan mempelajari
komunikasi sosial.
5.
Usia 2-3 tahun : sangat
aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitar, mulai berkembang kemampuan
bahasa, mulai belajar mengembangkan emosi.
6.
Usia 4-6 tahun :
berkaitanperkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan aktivitas,
perkembangan bahasa juga semakin baik, perkembangan kognitif (daya pikir)
sangat pesat.
E.
TUTOR
Dedi Supriadi (1999:176) menyatakan
bahwa tenaga pendidikan PAUD semestinya secara profesional, dimana seorang
profesional paling tidak mempunyai 3 unsur utama yaitu :
1.
Pendidikan yang
memadai, disiapkan secara khusus melalui lembaga pendidikan dengan kualifikasi
tertentu. Tenaga pendidik PAUD harus memilki pendidikan yang memadai dalam
bidang PAUD. Hal ini bertujuan agar tenaga pendidik mampu mengajarkan peserta
didik dengan baik sesuai dengan pendidikan yang harus diajarkan kepada peserta
didik dalam lembaga PAUD
2.
Keahlian dalam
bidangnya. Tenaga pendidik PAUD harus merupakan seseorang yang ahli dalam
bidang PAUD ini karena peserta didik yang dihadapi adalah anak usia dini yang
butuh ditangani sesuai dengan usianya. Apabila tenaga pendidik PAUD tidak ahli
dalam bidng ke PAUDan, maka bisa mengakibatkan peserta didik tidak merasa
nyaman dalam belajar.
3.
Komitmen dalam
tugasnya. Tenaga pendidik PAUD harus memiliki komitmen dalam mengajar peserta
didiknya. Hal yang perlu dimiliki oleh tenaga pendidik PAUD selain pendidikan
yang memadai serta keahlian dalam bidang penganjaran PAUD ialah kesabaran dalam
mengajar peserta didik yang masih merupakan kategori anak usia dini. Komitmen tersebut
dapat muncul dalam diri tenaga pendidik PAUD apabila memiliki kesabaran dalam
mengajar peserta didik, serta nyaman dalam dunia PAUD yang telah dipilihnya.
F.
STRUKTUR
ORGANISASI
1.
Kepala PAUD bertugas
dalam memimpin PAUD, mengambil keputusan tertinggi, bertanggung jawab dalam hal
kegiatan-kegiatan PAUD, menandatangani surat-surat dan laporan kegiatan dan
rapot.
2.
Staff PAUD yang terdiri
dari staff TU/administrasi, staff sarana dan prasarana, staff ketenagakerjaan,
staff pembiayaan, dan staff riset dan pengembangan harus bekerja sesuai tugas
masing-masing dan memberikan pertanggungjawaban kepada Kepala PAUD. Petugas
administrasi memiliki tugas diantaranya: membuat formulir pendaftaran,
bertanggung jawab terhadap buku induk anak, bertanggung jawab pada buku kas dan
iuran orang tua (SPP).
3.
Pendidik bertugas dalam
mengajar peserta didik serta menyiapkan permainan terbaru yang disukai oleh
anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar