Wellcome

Wellcome

Rabu, 03 Desember 2014

PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH

Oleh: Finda Dwi Ayuni

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Pendidikan ( pembelajaran ) merupakan  suatu proses yang tiada henti atau sering disebut pendidikan berkelanjutan ( continuing education ). Sebenarnya, pengertian ini mencakup  pendidikan sejak kecil hingga tua. Namun, pengertian yang lazim menafsirkan pendidikan berkelanjutan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan setelah dewasa atau tamat dari lembaga pendidikan formal.
 Pendidikan ( pembelajaran ) merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka dan multimakna. Pembelajaran sepanjang hayat ( life long learning ) berlangsung secara terbuka melalui jalur formal, nonformal, informal yang dapat diakses oleh pesertadidik setiap saat tidak dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pembelajaran dengan sistm terbuka atau system pembeljaran jarak jauh diselenggarakan dengan fleksibel pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan ( entry multy exit system).
Pendidikan sepanjang hayat ( life long learning ) didasarkan pada filosofi bahwa pendidikan haruslah terbuka dan mudah didapat oleh siapa pun juga dalam masa depannya. Sejalan dengan konsep pendidikan sepanjang hayat, UNESCO mendeklarasikan pendidikan untuk semua ( education for all ). Tujuannya adalah untuk meningkatkan diri, pengayaan wawasan, maupun meningkatkan keterampilan profesional dan teknis. Juga diyakini bahwa pendidikan tersebut haruslah tersedia baik untuk diikuti penuh waktu maupun sebagian. Untuk memberikan layanan pendidikan tersebut sebagai sumber belajar biasanya digunakan, baik  itu media cetak maupun non cetak, elektronik maupun non elektronik, online maupun offline, dan sebagainya.
Mengingat tidak semua kebutuhan akan pendidikan dapat terpenuhi dengan cara – cara konvensional. Di sisi yang lain adanya berbagai ragam karakteristik sasaran didik, kondisi social, ekonomi, budaya, dan geografis tidak mukin pula memberikan pendidikan kepada seluruh orang dengan cara lama, maka perlu dikembangkan pendidikan alternative pendidikan yang dapat memberikan layanan pendidikan tersebut melalui pendidikan jarak jauh ( PJJ ).

B.     Tujuan  Pendidikan Jarak Jauh
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui penyelenggaraan pendidikan dengan sistem belajar terbuka atau jarak jauh pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Dengan sistem pendidikan terbuka dan atau jarak jauh diharapkan dapat mengatasi masalah kesenjangan pemerataan kesempatan, peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi dalam manajemen pendidikan yang disebabkan oleh berbagai faktor hambatan seperti kondisi, jarak, tempat, dan waktu.





















BAB II
PEMBAHASAN
C.    Materi
Materi yang digunakan dalampembelajaran jarakjauh yaitu di sesuaikan dengan tahapan kategori SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi dengan sarana media cetak ( modul ), siaran radio, siaran televisi pendidikan, computer dan jaringan internet. Dengan begitu materi yang disampaikan akan berubah otomatis ke dalam bentuk atau model online, interactive communications antara instruktur dan peserta didik, mobility acces, serta user friendly. Bahan ajar dalam bentuk multimedia dan dapat digabungkan ( konvergensi ) dengan teknologi aplikasi lainnya.
D.    Peserta
Kelompok sasaran ( target audience ) yaitu peserta didik merupakan salah satu komponen yang tidak kalah pentingnya dibandingkan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Halini beralasan karena kematanagan psikologis peserta didik sangat mempengaruhi terhadap cara belajarnya. Berikut ini empat tipe karakteristik atau keadaan peserta didik yaitu :
1.      Factor demografi, misalnya informasi tentang beberapa jumlah calon peserta didik, berapa umurnya, apa jenis kelaminnya, kegemaran, serta masalah keadaan geografis tempat tinggal.
2.      Factor motivasi, misalnya informasi tentang mengapa mereka mengikuti pendidikan jarak jauh ini, bagaimana hubungan pendidikan jarak jauh atau kegiatan pembelajaran dengan pekerjaan mereka, mengapa mereka memilih untuk mengikuti pendidikan jarak jauh ini, pembelajaran apa yang peserta didik inginkan dari pendidikan jarak jauh ini.
3.      Factor belajar, misalnya informasi tentang bagaimana intelegensia dan kapasitas mereka, apakah mereka memiliki pengalaman waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar.
4.      Latar belakang bidang keilmuan, misalnya informasi tentang pengetahuan,keterampilan, dan sikap apayang telah mereka kuasai sehubungan dengan materi pembelajaran yang akan mereka pelajari,apa yang mereka memiliki personal interest dan pengalaman yang relevan.
E.     Narasumber
Pengajar sebagai narasumber dalam program pendidikan jarak jauh ini diharapkan memiliki kualifikasi sebagai berikut: Memiliki pengalaman dalam bidang ilmu dan secara fungsional memadai, memiliki kompetensi dalam bidang ilmu yang diajarkan, sudah dilatih untuk program jarak jauh yang efektif, bertanggungjawab terhadap pengembangan materi kuliah/belajar, menyiapkan rencana belajar, memproduksi media dan sumber belajar, memilih materi pendukung, menyampaikan pengajaran secara efektif, menentukan frekuensi tatap muka serta menentukan cara dan bentuk evaluasi/penilaian.
Dapat dilihat bahwa pengajar pada program ini seharusnya memiliki kemampuan mengorganisir yang lebih baik daripada pengajar biasa. Syarat utama yang perlu diperhatikan adalah kemampuannya dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi serta kemampuan presentasi. Oleh karena itu konsekuensi bagi institusi pendidikan tinggi yang ingin membuka program ini harus mempertimbangkan program pelatihan bagi pengajar-pengajar dalam upaya memenuhi persyaratan di atas.
            Schlosser & Anderson (1993) dalam Sherry L, Issues in Distance Learning mengidentifikasi bahwa beberapa ketrampilan baru yang harus dimiliki para pengajar jarak jauh adalah: memahami filosofi pendidikan jarak jauh, identifikasi karakteristik siswa, mendesain dan mengembangkan bahan-bahan studi interaktif yang mudah diakses orang (menguasai berbagai macam teknologi sehingga dapat menjangkau segala jenis kemampuan siswa), mampu mengadaptasi strategi pengajaran jarak jauh, mampu mengorganisir sumber belajar dalam suatu format yang cocok untuk belajar mandiri, terlatih dalam menggunakan sistem informasi dan telekomunikasi, terlibat dalam organisasi kampus termasuk dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (secara akademik), mampu mengevaluasi siswa tidak hanya pencapaian secara kognisi saja tetapi sampai ke tingkat afeksi, memiliki pengetahuan tentang hak cipta.

F.     Jadwal
Jadwal pelaksanaan pendidikan jarak jauh pada dasarnya di sesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta kemauan dari peserta didik itu sendiri. Jadwal di buat berdasarkan kesepakatan antara orang tua peserta didik, peserta didik, serta pengajar. Dengan begitu peserta didik mendapatkan jadwal yang diinginkan serta dapat dipertanggung jawabkan oleh peserta didik tersebut.

G.    Struktur Organisasi.
Struktur organisasi di rancang mulai dari :
1.      Pemilik lembaga
2.      Ketua program
3.      Keadminitrasian / tata usaha
4.      Sub bidang sarana dan prasarana
5.      Ketenagaan, meliputi tutor atau pengajar, fasilitator , dll





















DAFTAR RUJUKAN
Warsita, Bambang.2011.Pendidikan Jarak Jauh ( perancanagan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi ).Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar